Minggu, 22 November 2015

Cara Mencari Jodoh Sekota di Dunia Maya Dengan WOO


“Sayang.. Aku kangen..”

“Aku juga..”

“Kapan dong, kita bisa ketemu?”

“Nanti ya, aku nabung dulu.”

Obrolan semacam ini pasti nggak asing lagi buat lo yang sedang LDR-an. Mungkin karena tuntutan zaman, orang bisa rindu kepada orang yang belum pernah ditemui sebelumnya. Tapi, daripada LDR, mending nyari jodoh orang yang sekota. Ngapain nyari jodoh jauh-jauh? Emangnya nggak laku, di kota sendiri? Hihihihi..


Di zaman gue muda dulu, untuk kenal dengan orang, gue harus bener-bener punya nyali. Gue harus berani ngajak kenalan secara langsung dengan cara menghampiri. Gue harus berani datang ke rumah gebetan, dan minta izin ke bokapnya buat ngajak jalan. Zaman sekarang, Hape sudah membantu sekali orang-orang yang pengin kenalan tanpa perlu menghampiri. Mau ngajak jalan, ketemuan di luar rumah, tanpa perlu takut bokap gebetan marah.

Mencari jodoh di dunia maya, ada banyak banget jalannya. Berikut ini, bakal gue jabarin beberapa cara yang pernah gue tempuh untuk mencari gebetan di internet:

Poles Profile
Saat kita mau mengenali orang di dunia maya, halaman profile adalah referensi paling utama. Halaman profile bakal paling sering dikunjungi orang yang ngekepoin kita. Itulah kenapa, ciptakan halaman profile yang bagus, di mana harus informatif, lengkap, dan menarik perhatian.

Nggak perlu pake deskripsi tentang diri lo yang bertele-tele. Pastikan saat lo bikin deskripsi diri, elo menjelaskan siapa elo dan apa yang lo lakuin sehari-hari aja. Biarkan sisanya menciptakan rasa penasaran orang, sehingga mereka mau nanya nantinya.

Jaga Attitude
Di dunia maya attitude itu sama pentingnya dengan di dunia nyata. Orang yang suka marah-marah, suka ngumpat-ngumpat, akan menciptakan image negatif akan dirinya sendiri. Makanya, kalo lo mau disukai orang, lo harus jaga attitude lo di dunia maya. Selalu ramah dengan orang, selalu pakai bahasa yang menyenangkan, dan jangan ragu buat memuji kelebihan orang.

Rajin Kepo
Untuk mendapatkan jodoh yang tepat, tentunya perlu effort lebih. Layaknya di dunia nyata, lo harus menyelidiki orang yang lo taksir. Mulai dari hobinya, sifatnya, sampai aktivitas kesehariannya. Biar apa? Ya biar nyambung kalo dia lo ajak ngobrol lah.

Tanpa lo selidiki faktor-faktor yang berhubungan dengan dia, lo bakal jadi clueless dan dianggap nggak nyambung sama dia. Jadinya? Chemistry kalian nggak bakal terbentuk, dan dia nggak bakal welcome. Hayolooh…

Ciptakan Pencitraan
Di dunia maya, segala yang kita share itu bisa menjadi petunjuk bagi orang lain buat nebak-nebak karakter kita. Untuk itu, kita harus menciptakan reputasi yang baik di mata orang-orang. Kenapa? Karena orang pastinya lebih suka orang yang suka sharing hal-hal baik dibanding orang yang suka sharing hal-hal norak atau nggak penting, kan?

Itulah kenapa, lo harus menciptakan pencitraan yang baik juga di dunia maya agar orang yang lo deketin nggak ilfeel atau takut karena image yang lo bangun di sana. Sering berbagi hal-hal yang menambah pengetahuan, sering upload foto-foto yang menghibur, merupakan cara yang efektif untuk membuat orang tertarik terhadap kepribadian kita di dunia maya. Pencitraan yang baik, akan membuat orang lain mudah merasa nyaman sama elo. Itu poinnya.

Sok Kenal, Tidak Sok Dekat
Dalam proses pendekatan, menjadi orang yang sok kenal, boleh-boleh aja. Soalnya, kalo lo terlalu pemalu, proses itu bakal sia-sia. Hubungan kalian nggak bakal ke mana-mana. Silakan bertindak seakan lo kenal sama si gebetan lo itu, biar dia bisa notice kalo elo ada.

Tapi elo nggak boleh sok dekat ya. Karena kalo lo sok dekat, nanti ujung-ujungnya dia bakal mikir elo sotoy terhadap hidupnya. Jadi, biarkan hubungan itu berjalan senatural mungkin. Dengerin curhatan dia, tapi jangan timpalin pake kata-kata bijak dulu. Silakan kasih saran kalo dia udah minta. Karena sebagian orang yang curhat itu cuma butuh didengerin aja. Bukan dinasihatin oleh pendengarnya.

Nah.. Untuk latihan, gue bisa nyaranin sebuah aplikasi keren buat kalian pake. Nih aplikasi namanya WOO. Gue udah nyobain sendiri serunya make aplikasi ini.


Nih aplikasi bakal nemuin orang-orang baru dari area sekitar lo tinggal atau lokasi yang bisa lo pilih. Siapa tau, lo nanti bisa ketemu tetangga yang diem-diem lo taksir, kan? Nggak LDR pula.

Di WOO, lo bisa memoles profile lo juga. Halaman profilenya cukup detail. Lo bisa nyebutin personality lo gimana, passion lo apa, interest lo apa, atau bahkan hal-hal sedetail tinggi badan lo, atau “voice intro”. Iya, jadi lo bisa nyapa orang yang buka profile lo pake suara yang udah lo rekam. Keren kan?

Cara makenya juga gampang! Lo bisa nyari temen berdasarkan “TagSearch” di mana WOO bakal otomatis nyediain rekomendasi teman berdasarkan hal-hal yang sama-sama kalian sukai atau kalian minati. Misal, orang-orang yang sekampus, sekota, atau sehobi, jadinya orang yang lo temuin di situ bakal dijamin nyambung karena kesamaan minat.


Selain itu, lo juga bisa kirim Direct Message ke orang yang lo suka, sehingga dia bisa menyadari kalo lo tertarik sama dia. Kalo dia tertarik, dia bakal ngeklik LIKE juga di profile lo. Jadinya, kalian “match” deh!


Selain 2 fitur di atas, ada juga fitur QuestionCast. Nih fitur membantu WOO users yang cewek buat milih cowok yang sesuai kriterianya.


Jadi, users cewek bisa melemparkan pertanyaan (QuestionCast) untuk dijawab sama cowok-cowok. Setelah itu, mereka tinggal milih jawaban yang disukai/memuaskan. Sehingga users cewek ini nggak cuma milih cowok berdasarkan foto doang, tapi dari kemampuan otaknya. Seru kan?

Buat lo yang takut ketemu hode, tenang. WOO ini sistem verifikasi usernya cukup mumpuni. User nggak bisa ngeupload foto dari hape, di mana orang bisa aja upload foto orang lain buat malsuin identitas. Di WOO, orang cuma bisa ngambil foto dan data-data dari akun Facebook personalnya. Jadinya, profile orang-orang di WOO benar-benar profile yang dimiliki oleh usernya.


Bahkan, WOO punya fitur yang bisa mendeteksi wajah di foto yang lo upload. Kalo di foto yang mau diupload wajahnya gak jelas, bakal ditolak sama WOO. Aman banget!

Nih aplikasi bisa langsung lo download di AppStore dan Playstore ya!

Nah, kalo udah paham semua tip yang gue terangin di atas, buruan praktekin aja tipnya. Inget! Jodoh itu ada di tangan Tuhan, dan akan tetap di tangan Tuhan kalo lo nggak ngejemput dia. Ciao!

Kamis, 19 November 2015

Ini Sejarah Gadget-gadget Yang Mempermudah Hidup Kita Sekarang

Sebagai seorang pria yang telah hidup sejak zaman komunikasi menggunakan kertas dan tulisan tangan, hingga zaman berkomunikasi jarak jauh dengan satu klik saja, gue bisa ngeliat perbedaan dunia. Sisi yang paling terlihat jelas adalah, bagaimana perkembangan teknologi mampu mengubah cara hidup orang, atau bahkan sifat orang.

Dari yang dulunya harus mengetuk pintu rumah untuk bertemu teman, sekarang bisa dengan mudah mengobrol dengan mereka melalui layar gadget. Dari yang dulunya harus menunggu satu minggu hanya untuk mendapat balasan surat dari teman, sekarang cukup nunggu beberapa detik, pesan kita sudah terbalaskan.

Gue jadi kebayang, gimana repotnya mau PDKT kalo pake surat yang dikirim via post. Misal, ngirim surat cuma berisi, “Kamu udah makan belum?” Karena lamanya surat itu nyampe, endingnya kita dapet balasan, “Aku udah makan, udah nikah, dan sekarang udah punya anak. Kamu?”

Syukurlah, banyak inovasi dalam teknologi yang sudah tercipta di zaman ini, sehingga hidup kita sangat termudahkan olehnya. Namun, mungkin kita perlu tau gimana sih, awalnya teknologi-teknologi itu tercipta?

Yuk kita simak beberapa versi awal dari gadget/teknologi yang kita pakai sekarang!

Kamera
Kemarin sempat nongol MEME yang membuat kepala migren. Begini:


Iya, kalo itu kamera pertama di Bumi, lalu yang dipake buat motret tuh kamera, apaan??

Tenang, gue udah tau jawabannya. Yang di foto di atas, bukanlah kamera pertama di Bumi, melainkan kamera terbesar di Bumi pada saat itu. Sedangkan kamera pertama itu begini bentuknya:



Kamera pertama ini ditemukan oleh Johann Zahn, pada taun 1685. Bentuknya pun masih sangat sederhana dan ukurannya cukup gede. Mungkin kalo bentuk kameranya selalu begini, orang-orang yang hobi selfi, otot bisepnya bakal gede-gede.

GPS
Zaman sekarang, mau pergi ke manapun, kita nggak perlu takut nyasar selama masih dapet sinyal satelit, karena udah ada GPS (Global Positioning System). Bahkan, semua smartphone zaman sekarang udah ada aplikasi semacam ini, sehingga proses navigasi juga jadi sangat mudah.


Gambar di atas adalah prototipe GPS pertama di dunia, yang diperkenalkan pada tahun 1932. Iya, pada zaman itu, kita belum punya koneksi internet dan satelit, sehingga GPS di atas masih sangat manual.


Cara kerjanya, seperti semacam selembar peta yang digerakkan oleh mesin yang dihubungkan ke mesin mobil. Ribet ya?

Telepon
Ini salah satu penemuan yang paling mengubah dunia. Di mana berkat lancarnya komunikasi jarak jauh, manusia jadi semakin mudah dan cepat dalam menerima informasi.


Tapi, telepon pertama yang diciptakan Om Alexander Graham Bell itu nggak sesimpel telepon yang sekarang. Bentuknya masih sangat rumit, dengan fitur yang terbatas. Iya, cuma bisa nelpon 2 arah doang. Belum nomor-nomoran, atau conference call.

Btw, ada yang belum tahu kah kenapa sampai sekarang orang kalau nelpon selalu bilang “Hello?”

Bukan.. Awalnya, Hello itu bukan bertujuan untuk menyapa, tapi Hello itu adalah nama pacar Om Graham Bell yang dia telepon saat mendemokan penemuannya ke publik. Gara-gara hal itu, orang lain jadi ikut-ikutan make “Hello” buat memulai pembicaraan saat menelpon. Mungkin, di tahun 1876 orang-orang mengira, “Hello” itu adalah sebuah mantra biar bisa ngomong sama orang yang berada di jauh sana.

Tapi ada yang bilang, istilah Hello ditemukan oleh Thomas Alva Edison. Ntah lah.. Mana yang benar. Sampai sekarang juga masih misteri, penemu lampu itu Thomas Alva Edison, atau Tesla.

Surat Menyurat
Berkirim teks sekarang sudah sangat mudah. Bahkan, di beberapa smartphone, kita nggak perlu ngetik. Kita cuma perlu mendikte, dan smartphone bakal menuliskan apa yang kita katakan, lalu mengirimkan surat itu. Di zaman ini, selain teks, kita juga udah bisa ngirim file foto atau file lain via email/chat.


Ini bukan alat pencetak dodol.

Tapi versi awal dari pengiriman teks itu dicetuskan oleh alat ini. Iya, telegram dikembangkan di Amerika Serikat oleh Samuel Morse dan asistennya, Alfred Vail, pada tahun 1837. Mungkin sebagian dari kita bingung, “Kok bentuknya kayak staples? Kok cuma ada satu tombol? Kok nggak ada abjadnya?”

Nah, di zaman itu, mengirim teks bukan diproses menggunakan huruf alphabet, melainkan menggunakan sandi morse. Di mana setiap huruf diwakili dengan kode titik maupun garis panjang. Gue masih nggak kebayang, gimana repotnya para alay kalo mau nulis pake sandi morse.

Nah, itu sebagian dari inovasi yang udah mengubah dunia karena kekreativan penemunya. Bisakah kita seperti mereka? Gue pikir, bisa.

Lihat deh, zaman sekarang masih banyak kok inovasi-inovasi yang bisa mempermudah atau berguna bagi orang banyak. Misalnya, aplikasi ojek online yang bisa dengan mudah mencarikan tukang ojek bagi yang butuh. Atau, website online store, yang membuat orang bisa belanja dari rumah. Iya, kita nggak perlu mikirin teknologi atau alat yang rumit-rumit kayak di foto-foto atas. Yang kita perlukan hanyalah merenung, lalu mencoba mengerti keresahan apa yang dialami oleh orang zaman sekarang. Lalu, ciptakan pengobat dari keresahan itu.

Sebagai referensi, berikut gue sampein beberapa inovasi kreatif juara kompetisi  Black Innovation di tahun-tahun kemarin:


AUTOLAMP (PACKAGING LAMPU)
by Deden Jaya Somantri
Inovasi ini berawal dari pengalaman pribadi sang inovator yaitu ketika ia membeli lampu dan memintanya untuk mengetes terlebih dahulu. Ketika si pemilik warung mencoba untuk mengeluarkan lampu itu dari kotak packaging, tiba-tiba lampu jatuh dan pecah begitu saja dikarenakan kesulitan untuk membuka kotak tersebut.

Dari pengalaman itulah penemu termotivasi untuk mendesain ulang packaging lampu agar lebih mudah untuk pengetesan. Desain menggunakan sistem sliding untuk cara membuka dan menutupnya. Di samping itu, konsep packaging dibuat multifungsi sehingga bisa berguna menjadi lampu tidur dan dudukan hiasan lampu unik.

Dengan konsep baru packaging lampu ini juga bisa mengurangi jumlah sampah sekaligus bermanfaat untuk pelestarian lingkungan.


Ecobata
by Rina Nurhayati
Ecobata adalah sebuah inovasi bentuk baru dari batu bata yang bisa menghemat penggunaan semen. Teknik semen yang digunakan di eco bata adalah vertical cementing yaitu mengisi semen di dalam rongga ecobata.

Ecobata dapat disusun seperti lego hingga saling mengunci pergerakan antara satu sama lain. Selain itu, rongga tengah ecobata dapat dimanfaatkan dan dikreasikan untuk instalasi kabel listrik, instalasi pipa air, dan juga ventilasi udara.

Fungsi lain dari Ecobata adalah sebagai aksesori seperti pot bunga, pijakan cantik di tengah taman, bahkan pijakan refleksi untuk telapak kaki.

Nggak ribet, tapi berguna kan? Untuk referensi inovasi lain, bisa lo cek langsung ke webnya BLACK INNOVATION ya!



Oh iya, kalo lo udah tercetus ide untuk menciptakan sebuah inovasi yang bisa membantu atau berguna buat banyak orang, ikutan kompetisi serupa tahun ini yuk! Submit aja ide lo di BLACK INNOVATION.


Soalnya, dengan mengikuti kompetisi ini, ide lo nggak cuma bakal jadi ide basi tapi bisa menjadi ide yang menghasilkan. Black Innovation udah nyiapin banyak hadiah buat pemenang kompetisi ini:

- 3 Orang Pemenang akan mendapatkan uang masing-masing Rp.20 juta.
- Juara Favorit dengan vote terbanyak akan mendapatkan uang Rp.10 juta.
- 10 Orang Lucky Voters akan mendapatkan uang masing-masing Rp. 500 ribu.

Seru abis kan? Model ide doang, bisa dapet uang jutaan!

Oke.. Itu aja dulu info untuk hari ini. Sampai jumpa di postingan berikutnya. Makasih buat yang udah baca. Menurut lo, mana dari penemuan-penemuan di atas yang paling berguna buat lo sekarang?

Selasa, 27 Oktober 2015

Jalan-jalan ke Shanghai, Berakhir Aduhai

Gedung tinggi menjulang, lampu berwarna-warni, menjadi pemandangan yang memanjakan mata setiap hari. Mungkin hal itu bikin elo pengin tinggal di luar negeri. Begitu juga gue. Pas gue ngeliat film-film Jackie Chan, gue jadi pengin main ke China. Karena, konon China itu negara yang cukup digdaya.


Pemandangan semacam ini, bikin gue semakin nafsu buat main ke sana. Itulah kenapa, gue mutusin buat main ke Shanghai! Yeay! Beberapa teman sempat mengingatkan untuk memilih kota lain aja, tapi gue nggak mempedulikan mereka. Karena, gue jalan-jalan bukan untuk nyari kesenangan, melainkan keresahan. Keresahan untuk apa? Untuk ditulis menjadi sebuah buku. Hihi!

Wah.. Imigrasi China menerima kedatangan Alien

Tapi setelah gue nyampe di Shanghai, segala ekspektasi gue atas indahnya kota itu pun bubar jalan. Karena, kenyataannya pemandangan yang gue liat di Shanghai pas siang hari adalah seperti ini.


This city is only good to hang out at night

Iya, itu semua adalah polusi udara, berkat banyaknya industri di sekitar sana. Yah, lo pasti tau lah, hampir semua barang di bumi ini dibuat di China. Makanya, wajar aja kalo di China banyak pabrik. Jadi, ya begini deh efeknya. Faktanya, sangking buruknya polusi udara di Shanghai, konon efeknya setara dengan menghisap 12 batang rokok setiap hari. Sedih.


Selain soal polusi udara, ada beberapa hal nggak wajar yang gue alami di sana. Ini beberapa di antaranya:

Kriminalitas
Gue ingat, hari pertama gue sampai di Shanghai, gue main-main ke Yu Garden. Di sana, deket juga area pasar tradisional gitu. Gue bisa beli pernak-pernik buat oleh-oleh temen-temen kantor. Nah, uniknya, gue kira Yu Garden ini bakal bagus dan damai banget. Kenyataannya, tempatnya cuma kayak kolam ikan  di rumah sakit yang ada jembatan kecilnya gitu. Di mana, pengunjungnya terlalu banyak, sampai susah buat gerak. Duh.


Potongan rambut hipster

Inilah kehidupan Ranger-Pink saat ini

Balik dari tempat itu, tepatnya pas nunggu taksi, gue tiba-tiba disamperin orang berhidung mancung, namun berkulit agak gelap. Dia ngeluarin sebuah iPhone dari kantongnya, terus cuma bilang, "Hrr.. Hrr.. Hrr.." Sambil buka info di iPhone itu. Iya, cara ngomong dia mirip anggota suku pedalaman yang masih suka melakukan ritual Kanibalisme. Gue sempet takut, tapi gue kembali inget, takut itu cuma sama Allah. Gue pun tenang kembali.

Awalnya, gue kira dia mau minta bantuan gimana caranya buat nelpon mantan, ternyata setelah gue pahami lebih lanjut, dia mau menjual iPhone-nya. Dia menjual iPhone itu seharga CNY 1000, atau kalau dirupiahkan menjadi 2 jutaan. Gue curiga dong, kok ada iPhone harganya 2 juta? Gue kira itu iPhone bajakan versi China.

Tapi ternyataaaaa... Gue yakin itu iPhone hasil nyopet. Soalnya, dia nggak bisa ngasih box dan kelengkapan lainnya. Dan yang paling penting, tuh iPhone masih kena iCloud Lock, di mana yang bisa buka kuncinya adalah pemilik aslinya. Jadi, selama iCloud Lock belum bisa dibuka, si pemilik masih bisa dengan mudah nemuin iPhone itu via GPS. Wah.. Gak lucu banget kalo gue ditangkep polisi China cuma gara-gara dianggep sebagai penadah hape colongan. Gue pun menolak penawaran mas Kanibal itu, kemudian dia terlihat tersinggung, lalu ngedorong gue, dan dia lari. Indah sekali hari pertama gue di China.

Kendala Bahasa
Gue kira, dengan menguasai bahasa Inggris secara baik itu bisa memudahkan gue buat pergi ke penjuru manapun di dunia. Tapi ternyata, pemikiran itu berubah ketika gue sampai di China. Begitu sampai di China, gue sangat kesusahan buat nemuin orang yang bisa berbahasa Inggris. Semacam 1 banding 100. Misalpun nemu orang yang bisa berbahasa Inggris, logatnya Chinglish (Chinese English) banget, di mana perlu kecerdasan ekstra untuk mengerti yang dia maksud. :(

Bahkan, sebagian staf di hotel yang gue tempatin pun, susah buat nemuin orang yang bisa berbahasa Inggris dengan baik loh. Jadi, ceritanya, malem-malem gue laper. Gue nelpon resepsionis buat mesen makanan. Gue bilang, "Can I order some food?" Dia jawab, "No." Terus, gue jawab lagi, "Why?", jawaban dari dia berikutnya adalah, "Ni xian wen toajdfoajedlkfjasdf werahdfalkjad." Gue pun nutup telpon dan milih buat lompat ke sini pake parasut.



Pemandangan depan kamar gue. Bisa lompat kalo udah lelah sama hidup.

Selain kendala bahasa lisan, ternyata di China, sebagian besar tempat usaha menggunakan tulisan China. Jadinya, gue nggak ngerti yang gue masukin itu restoran atau rental PS. Itu adalah hasil dari kebijakan pemerintah China, di mana waralaba/tempat usaha dari luar negeri yang mau membuka cabang di China, harus mau memakai branding China. Pokoknya, China itu negara yang sebenarnya keren. Negara yang sangat menjaga identitasnya, dan tidak mau banyak terpengaruh negara luar. Mereka tidak mau "menjual" negaranya agar bisa dianggap maju. Dengan kebijakan semacam itu, akhirnya, gue pun milih buat makan di tempat yang sudah pasti-pasti aja, dengan menebak logo produknya. Di titik ini, gue ngerasain beratnya hidup orang bisu, tuli, dan sekaligus buta huruf. Sad.


Ini nggak mungkin panti jompo, kan?

Tapi ada hal lucu juga kalo mengingat orang di China banyak yang nggak ngerti bahasa Inggris. Yang efeknya adalah, banyak orang sana yang make atau jualan kaos berbahasa Inggris tanpa ngerti artinya apa.





Gue kira, kaos semacam itu cuma ada di 9gag aja. Ternyata emang beneran ada di China. Kocak! :)))

Lalu Lintas
Awalnya, gue kira lalu lintas di Shanghai bakal sekeren di Singapura atau Hongkong. Di mana pengendaranya tertib-tertib, ada Metro yang bakal mudah nganter kita ke semua tempat di kota itu. Kenyataannya, hal semacam itu enggak terjadi di Shanghai.

Soal taksi, pas di sana gue nemuin supir taksi yang nggak mau pake Argo, alias nembak tarif (sounds familiar). Lalu, soal pengendara motor di Shanghai, mungkin mirip sama sebagian pengendara motor di Indonesia. Suka berkendara ke mana-mana tanpa helm, atau nerobos lampu merah.

Ngopi dulu di tengah jalan, ah~

Oiyah, sepeda motor di Shanghai, nggak seperti motor di Indonesia. Kalo di Indonesia, motor itu seperti benda yang bisa dibanggakan buat dapetin cabe-cabean. Di China, motornya cuma ada 2 tipe:

- Skuter matic
- Skuter electric

Di mana, bentuk motornya ya bakal sangat mengenaskan. Setiap ada bagian yang patah, bakal dilakban doang. Yang penting mah, bisa jalan, nggak buat bangga-banggaan atau balapan.





Hayuk Dek, kita jalan-jalan keliling kota. Adek masuk ke Box, ya!

Internet Menyiksa 
Ini yang sempat gue lupa saat mempertimbangkan untuk bepergian ke China. Ternyata, pemerintah China memblokir banyak banget website-website Sosial Media. Sehingga gue kesulitan buat berbagi momen di Twitter maupun Facebook. Hal itu beralasan, mungkin pemerintah takut ada terbentuk komunitas-komunitas yang bisa membahayakan posisi mereka. Seperti yang terjadi di revolusi Mesir beberapa tahun lalu. Berkat bantuan Facebook, rakyat Mesir mampu menggulingkan kekuasaan Hosni Mubarak. Sehingga, hampir segala akses internet penduduk di China, dimata-matai oleh pemerintahnya. Hiii..

Untuk bisa mengakses sosial media atau website yang di-block, gue terpaksa pake VPN. Lumayan ribet, dan internetnya leleeeet.. Duh.. Wajar deh kalo orang-orang di China susah ngikutin perkembangan tren di sosial media dunia. Besyukurlah wahai kita para pengguna sosial media yang tinggal di negara yang masih bebas berkicau. Tapi jangan sampai kebebasan kita kebablasan ya. Nanti internet kita difilter juga loh. Hiiii..

Sikap Masyarakat Sana
Mungkin ini cuma di Shanghai, yang memang sebuah kota besar di sana. Orang-orang terlihat individualis dan kurang ramah (kayaknya penduduk di hampir setiap kota besar begitu juga). Sebagai contoh, sebagian orang yang mau gue tanyain soal jalan, begitu paham kalo gue nggak bisa bahasa China, mereka langsung berlalu begitu saja. Nyesek sih..

Selain itu, gue juga agak sedih sama kecuekan orang-orang di sana. Jadi, ceritanya sore itu gue mutusin buat jalan kaki mengelilingi pedestrian area untuk ngambil foto-foto gedung di atas. Sebelum gue berangkat, gue taruh kaca mata minus gue di kantung bagian dalam kemeja. Lalu, saat gue lagi jalan kaki, gue denger suara "Klothak!", semacam benda jatuh gitu. Saat itu ada banyak orang di belakang gue juga, gue kira hape mereka jatuh atau semacamnya. Gue lanjut jalan.

Begitu gue nemu spot asyik buat motret, gue rogoh kantung kemeja gue buat ngambil kacamata. Dan.. kacamatanya enggak ada.


Dear desainer kemeja ZARA, gue pengin nonjok muka lo karena ngedesain kantung mubadzir begini.

Gue jadi inget momen sebelumnya, pas gue denger suara "Klothak!" itu. Iya! Itu pasti kacamata gue! Tapi kok orang-orang di belakang gue nggak ada yang mungutin atau manggil gue sih? Apa segitu cueknya mereka kepada sesama? Akhirnya, sejak hari itu, mata gue burem. Gue balik hotel, memutuskan untuk beli tiket pesawat balik secepatnya. :(

Oiyah.. Selama di sana, gue ditemenin jalan-jalan sama sahabat gue, namanya Ayas. Dia adalah seorang mahasiswi PhD di Universitas Manchester, UK. Cerdas? Iya. Gila? Iya banget.


Nih, kelakuan Ayas waktu main di sana. Dia melakukan tarian pemanggil hujan di kuil. Dan berkat skill-nya yang keren dalam hal fotografi, foto gue selama di China, jadinya begini:

Lupakan soal fokus, kuilnya bagus!

Apakah selama di China, gue cuma berduaan ama dia? Enggak. Yang bener, gue nemenin dia jalan-jalan sama pacarnya.

Gue memutuskan buat balik duluan, karena gue udah nggak tahan melihat kemesraan mereka. Gini amat rasanya hidup tanpa pasangan, bisa jalan-jalan, tapi tetep kesepian. Hiks.

Nah, itulah beberapa cerita gue mengenai kota Shanghai. Buat lo yang mau main ke China, gue saranin mending ke Beijing aja. Di sana udaranya seger, suhunya dingin, dan banyak tempat-tempat bersejarah seperti Tembok Besar China, atau Forbidden City. Recommended banget. Kalo ditanya, apakah gue menyesal udah jalan-jalan ke Shanghai? Tentu tidak. Semua kembali ke tujuan awal, gue sengaja ke sana untuk mencari keresahan, bukan kesenangan.

Dari perjalanan kemarin, gue belajar. Memang yah, kadang sesuatu itu cuma indah untuk dikagumi, bukan dikenali lebih jauh. Karena begitu kenal lebih jauh, rasa kagum bisa hilang gitu aja. Hal ini nggak cuma berlaku untuk sebuah kota, bisa juga berlaku bagi seorang idola atau gebetan. Ada gebetan yang hanya menyenangkan saat sedang pendekatannya, tapi saat dimiliki, hambar-hambar aja.

Ada yang pernah ke China juga? Share pengalaman lo di kolom komentar, ya!

Sabtu, 10 Oktober 2015

Tip Agar Tidak Tertipu Saat Berbelanja Online

Gue adalah jomblo yang udah nggak percaya lagi sama cinta. Sehingga, gue pun sering ngerasa kesepian saat malam minggu tiba. Berawal dari keresahan itu, beberapa bulan yang lalu gue pun mencoba untuk membeli “teman” di online shop. Yang gue beli adalah sebuah robot. Iya, robot. Robotnya nggak berbentuk Aura Kasih kok, tapi mirip sama robot perang. Awalnya, gue keracunan iklan robotnya di Youtube. Robot itu bisa joget, bisa karate, dan gue berharap, dia bisa gue suruh beli mie instant di warung.

Setelah penjual mengkonfirmasi barang itu masih ada, gue pun transfer duit ke penjualnya, dan gue kirim bukti transfer via chat. Setalah uangnya sukses ditransfer, mendadak tuh orang nggak bisa gue kirimin chat lagi, gue coba telpon pun nggak aktif nomornya. Gue sebel. Gue berasa di-PHP-in oleh gebetan yang udah banyak gue kasih pengorbanan. Saat itu, gue doain si penipu giginya bisulan.

Nah, berbekal dari pengalaman itu, gue pun segera mencari tau tentang cara-cara agar belanja online lebih aman. Gue nggak mau ketipu lagi, duit ilang, barang nggak datang. Dari apa yang gue pelajari, gue menemukan beberapa tip agar kita nggak ketipu saat belanja online. Karena gue adalah sosok pria tampan, baik, dan bijaksana, gue bakal berbagi tip yang udah gue pelajari ini kepada kalian. Here they are:

Jangan Tergiur Harga
Buat kalian yang suka nyari hape di market-place online, atau suka nongkrongin Home Facebook, pasti sering nemuin ada orang jual smartphone sekelas iPhone dengan harga 1,5 juta – 2 juta. Penjualnya sih berdalih tuh barang black-market alias tanpa bayar pajak cukai, makanya murah.



Tapi kalo mau lebih jeli lagi untuk mengenali barang itu, silakan cek di website officialnya, iPhone 6+ paling murah mah 9 jutaan. Tanpa pajak tuh harganya segitu. Nah, kalo tuh orang jual iPhone seharga 1,6 juta, artinya si penjual ngesubsidi pembeli sebesar Rp.7,4 juta. Wah.. Nih orang kalo nggak nipu, mungkin kebanyakan duit dan pengin berbaik hati kepada orang-orang yang berkantong pas-pasan yang pengin punya iPhone. Mulia sekali. Atau mungkin, iPhone yang dia jual itu terbuat dari tanah liat.

Hati-hati Saat Membeli Barang Bekas
Untuk kita-kita (termasuk gue), saat pengin sebuah barang yang harganya nggak sesuai dengan kodrat dompet, biasanya akan memilih barang bekas karena terjamin keasliannya, cuma pernah dipake orang lain aja.

Masalahnya, membeli barang bekas secara online itu ada resikonya juga. Secara, kita nggak sempet megang-megang dulu tuh barang. Kita nggak bakal tau gimana keadaan tuh barang. Apa aja yang udah rusak, atau apakah barang itu bekas dipakai, atau bekas diinjak gajah.

Jadi, saat lo berpikir untuk tetap membeli barang bekas, lo bisa ikutin cara gue. Pastiin untuk lebih jeli lagi sebelum membeli. Misal, tanya-tanya secara lebih detail mengenai kondisi barang kepada penjual. Apa aja kekurangan dari barang itu, sudah berapa lama barang itu dipakai, masih adakah surat garansi dari toko, dll. Biar lebih aman lagi, mintalah penjual memberikan garansi, apabila ternyata kondisi barang bekas yang dibeli tidak sesuai dengan yang dijelaskan, penjual harus bersedia mengembalikan uangnya (refund).

Reputasi Penjual
Untuk yang suka belanja secara online, sebelum memutuskan untuk transfer, pastikan dulu reputasi penjual memang baik. Cara ngecek reputasi seller di antaranya, dari testimoni pembeli-pembeli yang udah pernah beli di online shop dia.

Sayangnya, masalah testimoni ini pun sekarang udah banyak yang curang dengan cara membuat beberapa akun baru dan menulis testimoni palsu. Jadi, cara paling valid buat mengecek reputasi penjual adalah dari rekomendasi teman dekat yang pernah belanja di online shop yang sama. Ribet? Emang. Tapi seenggaknya duit aman. Mending ribet pas beli, daripada ribut pas ketipu.

CoD
Kepanjangan dari CoD adalah (Cash on Delivery), alias barang dibayar setelah barang dikirimkan. Tapi pada prakteknya, CoD di sini diartikan sebagai penjual bertemu dengan pembeli di dunia nyata. Setelah bertemu, mereka nggak jadian, tapi pembeli ngecek barang yang akan dibeli secara langsung. Saat pembeli merasa barangnya bener-bener cocok, baru deh pembeli ngasih duit ke penjual. Metode ini memang paling aman (kecuali si seller yang diajak ketemu ternyata anggota sindikat begal antar benua), tapi metode ini memang paling ribet. Kurang oke di zaman serba online ini.

Rekening Bersama
Mungkin ada sebagian dari kalian yang bingung apa maksudnya rekening besama. Bukan.. Bukan berarti kita harus bayar belanja pake rekening kelurahan. Gini penjelasan dari “rekening bersama”:

Pembeli membeli sebuah barang dari sebuah online shop, pembeli lalu mengirimkan uangnya ke “Rekening Bersama” ini. Penjual, mengirimkan barang kepada pembeli, lalu setelah pembeli mengonfirmasi barang yang dia terima sesuai dengan yang dia pesan, si “Rekening Bersama” ini akan mengirim uang dari pembeli kepada penjual. Nah, kalo si pembeli komplain, misal mau beli hape tapi yang diterima adalah sabun, maka si pembeli bisa agar duitnya ditahan dulu sama si Rekening Bersama sampai ada penyelesaian masalah itu secara win-win solution. Jadi, metode Rekening Bersama ini bikin pembeli merasa aman untuk belanja.

Kebetulan, fitur semacam itu udah ada di sebuah aplikasi marketplace yang sangat praktis, bernama Shopee. Jadi, Shopee ini adalah sebuah marketplace online yang berbasis aplikasi smartphone. Iya, lo bisa belanja maupun jualan dengan mudah via hape lo doang. Belanja maupun jualan, cukup klik-klik-klik dalam kurang dari satu menit di hape lo.



Fitur Shopee Guarantee adalah nama lain dari sistem rekening bersama seperti yang gue jelasin di atas. Jadi, pas lo nemu barang yang mau lo beli, tinggal klik beli, lalu lo transfer duitnya ke rekening Shopee. Inget, transfer duitnya ke rekening Shopee, bukan langsung ke rekening penjual untuk menghindari penjualnya kabur setelah menerima duit. Setelah Shopee mengonfirmasi bahwa duit lo udah masuk ke rekening Shopee, Shopee akan meminta penjual untuk mengirimkan barangnya ke elo. Begitu barang lo terima dan lo nmengonfirmasi ke Shopee bahwa tuh barang sesuai dengan barang yang mau lo beli, Shopee baru akan menransfer uang lo ke penjual. Aman banget kan?!



Serunya lagi, saat lo nemu barang yang menarik untuk dibeli, lo bisa nanya-nanya dulu ke penjual via chat yang ada di aplikasi Shopee. Lo bisa nanya macem-macem mengenai produk yang lo mau itu kepada si penjual, sehingga lo bisa lebih yakin buat beli tuh barang atau tidak. Selain chat, ada juga fitur sosial commerce yang bakal bikin lo bisa follow-followan, nge-like, dan lain-lain. Yang pasti, fiturnya ini bukan buat modus-modus nyari jodoh ya.



Buat para penjual, Shopee menyediakan fitur Sell Smart. Jadi, fitur ini akan menjadi semacam asisten lo dalam berjualan di Shopee. Fitur ini akan membantu mengorganisir orderan lo, lalu juga membantu lo mengatur daftar konsumen lo biar lebih mudah ngelayanin, dan serunya lagi, lo juga bisa ngecek gimana laporan penjualan lo. Apakah ada item yang penjualannya kurang oke, ataukah ada item yang penjualannya oke banget sehingga lo harus rajin re-stock. Semua udah diurusin sama fitur ini. Jadi, lo nggak perlu pusing ngitung ini-itu lagi.


The best part of this application is, it is FREE!! Baik pembeli maupun penjual yang nitipin “toko”nya di Shopee, tidak akan dipungut biaya apapun. Nggak ada biaya bulanan, maupun harian, ataupun potongan dalam tiap transaksi. Semua keuntungan, buat elo. Tuh kan.. Berjualan zaman sekarang, nggak perlu lagi nyewa lahan. Dagangan lo pun bisa dilihat oleh jutaan orang di dunia. Udah belanja aman, jualan mudah, seru kan? Sebenarnya masih banyak lagi fitur menguntungkan lainnya yang dikasih sama Shopee. Makanya, buruan download aplikasi Shopee di SINI (Android/iOS) dan mulai belanja atau jualan yuk!



Nah, itu aja beberapa saran gue buat kalian yang pengin belanja aman di internet. Btw, lo pernah ketipu pas belanja online, nggak? Coba ceritain di kolom komentar dong!

Selasa, 29 September 2015

Jangan Berkomitmen Karena Alasan Ini..


Tiap lebaran, tiap arisan keluarga, tiap ada saudara nikahan, lo (yang udah dianggap dewasa) pasti gerah sama pertanyaan "Kapan nikah?"

Mungkin pertanyaan itu buat para penanya cuma basa-basi semata. Tapi buat lo yang usianya memang udah layak nikah, namun belum juga punya pasangan (atau punya pasangan tapi dia nggak ngasih-ngasih kepastian), pertanyaan itu bisa bikin resah. Apalagi kalo pertanyaan semacam itu diulang-ulang terus setiap ketemu saudara. Lama-lama bikin kita pengin pindah ke Mars dan  belajar membahagiakan diri sendiri.

Tenang.. Di postingan ini, gue mau berbagi tentang beberapa alasan untuk tetap sendiri dulu daripada terjebak hubungan palsu. Iya, jangan sampai lo mencoba berkomitmen (pacaran/nikah) karena alasan-alasan di bawah ini, karena efeknya bisa bahaya:

Kesepian
Serunya hidup saat punya banyak teman buat diajak ke mana-mana. Berbagi canda tawa, maupun berbagi perihnya luka. Tapi kadang kesenangan itu hilang, saat mereka mulai jatuh cinta. Karena tak akan ada lagi teman yang sama, saat mereka sedang dimabuk cinta. Wajar, setelah mereka pacaran, mereka punya prioritas baru yang kadang lebih penting dibanding pertemanan. Efeknya apa? Lo kesepian.

Dari yang biasanya punya temen buat nongkrong, jadinya nongkrong sendiri. Dari yang biasanya punya temen buat ngegame, jadi ngegame sendiri. Dari yang biasanya boker bareng, punggung-punggungan, jadi cebok sendiri. Pengalaman semacam itu memang pedih. Hidup berasa punya lubang besar yang terasa menganga, dan hampa.

Dalam keadaan kayak gini, kadang ada dorongan buat nyari pacar biar sama-sama punya pasangan kayak teman-teman dan nggak lagi kesepian. Apakah itu langkah yang bijak? TIDAK.

Bila kesepian adalah alasan lo untuk berkomitmen, maka saat lo nggak kesepian lagi, lo bakal dengan mudah ninggalin komitmen itu. Kenapa? Karena saat lo nggak kesepian, lo nggak perlu lagi pasangan. Kasian, si pacar cuma jadi cadangan pengusir kesepian. Lo tega?

Coba baca tulisan gue YANG INI, mungkin mencerahkan soal kesendirian.

Dikejar Umur
Seperti keresahan yang gue tulis di pembuka tulisan ini. Omongan saudara, orang tua, yang menanyakan tentang pasangan hidup di saat lo udah dianggap dewasa memang mengganggu. 

Gue sering banget denger temen-temen (terutama cewek) yang seumuran gue nyeletuk, "Pokoknya siapapun yang dalam waktu dekat berani datang ke rumah dan melamar aku ke orang tuaku, bakal aku nikahin."

Kadang iba sama orang-orang yang kayak gini. Ya mending kalo yang ngelamar dia manusia, kalo Jenglot gimana?

Tapi apakah segera menikah adalah solusi untuk masalah dikejar umur itu? TIDAK.

Buru-buru nikah dengan orang yang belum benar-benar kita kenal pribadinya itu seperti membeli kucing dalam karung. Kita nggak tau apa yang akan kita dapatkan. Syukur-syukur, dapetnya kucing persia yang berbulu lebat dan lucu, nah kalo dapetnya kucing garong? Kan sayang.

Mana rencananya bakal selamanya menjalani hidup sama orang itu, pula. Kata nyokap gue, orang yang salah milih pasangan hidup, maka akan salah juga caranya dalam menjalani hidup. Pasangan yang baik, yang selalu memberi dukungan, dan doa, akan memberikan kehidupan yang lebih baik. Namun pasangan yang selalu cuek, kasar, dan terlalu dominan, akan membuat hidup semakin penuh beban. Bayangin seramnya punya pasangan semacam itu sampai lo tua.

Masih minat, asal nikah buru-buru?

Pengin Move On
Ini yang bikin gue kadang gemes. Setelah patah hati, daripada galau, beberapa orang memilih untuk segera jadian lagi. Mereka percaya, dengan punya pacar baru, mereka bakal segera lupa kepada orang dari masa lalu. Padahal... TIDAK.

Segera jadian, mungkin akan membuat lo seneng lagi, bisa ketawa-ketawa lagi, dan bisa ngerasa lebih baik. Tapi emangnya harus pacaran ya, biar bisa gitu lagi?

Sebaiknya, lo kenali dulu kebutuhan orang patah hati itu apa aja. Seperti, teman buat berbagi uneg-uneg di hati, bahu untuk menangis, dan kalimat penyejuk hati. Di mana, itu semua bisa didapat dari teman-teman yang bisa mengerti. Nggak selalu dari pacar.

Kenapa gue saranin untuk nggak jadian setelah lo putus? Karena kenyamanan yang lo rasain dari pasangan baru lo itu biasanya cuma bakal bertahan sesaat. Iya, saat hati lo masih cidera aja. Nanti begitu hati lo udah sembuh lukanya, lo nggak ngerasa perlu pendengar lagi, nggak ngerasa perlu bahu untuk bersandar lagi, mungkin lo bakal ngerasa pasangan baru lo ini nggak ada gunanya. Karena sejak awal, yang lo rasain ke dia itu bukan cinta, tapi kenyamanan sesaat aja. Akhirnya ya, kalo udah bosen, ilfeel seketika.

Jahat ya?

Kasian
Ditelpon gebetan, diajak jadian dengan alasan dia bentar lagi mati karena penyakit ambeien di otak. Terus karena lo kasian, lo terima deh cintanya. Apakah itu alasan yang tepat buat jadian? TIDAK.

Jadian cuma karena kasian, jelas sebuah hubungan yang akan berjalan secara pincang. Cinta itu kan membutuhkan ketulusan, kepercayaan, dan kenyamanan. Kalo jadiannya karena kasian, maukah lo nyium dia dengan penuh rasa cinta? Di saat dia belum gosok gigi selama 5 bulan?

Gue yakin, lo nggak bakal ngerasa nyaman untuk menggenggam tangan, memeluk, maupun mencium orang yang nggak benar-benar lo cintai. Karena rasa kasian dan rasa cinta itu beda. Cinta itu ingin memiliki, kasian itu ingin bantu. B-e-d-a. Endingnya apa? Secara nggak sadar, lo udah nipu pasangan lo itu. Cinta yang lo beri ke dia, palsu.

Sedih ya?

Yang mau gue tekankan di tulisan ini sih, "Jangan makan saat terlalu lapar, makanlah sebelum lapar".

Hah? Dari bahas soal hubungan kok jadi bahas kuliner. Lo mabok solar, Litt?

Nggak.. Jangan telan kalimat itu secara arti harfiahnya. Itu cuma analogi. Maksudnya begini, kalo lo makan saat sedang terlalu lapar, tumis beton pun terasa enak. Lo nggak bisa bedain lagi mana makanan yang bergizi dan mana yang beracun. Semua bakal lo makan karena perut udah memaksa untuk diisi.

Nah, begitu juga dalam hubungan. Jangan memilih pasangan saat lo sedang putus asa. Karena, dalam keadaan seperti itu, lo akan melupakan banyak pertimbangan penting dalam memilih pasangan. Semuanya lo anggap bagus. Akhirnya apa? Bisa aja lo ngambil pasangan yang salah. Yang nggak berkualitas. Yang hanya akan menyenangkan lo di awal, tapi merepotkan lo di belakang. Mending kalo komitmennya cuma pacaran. Lha kalo udah nikah? Kebayang nggak, seremnya menikahi orang yang ternyata suka berak di jendela? Seumur hidupnya. Hiiii..

Selalu percaya dan sabar aja. Tuhan akan memberikan yang kita BUTUH, bukan yang kita MAU. Dan soal jodoh, biasanya Tuhan akan memberikan pasangan yang memang PANTAS untuk kita dapatkan. Buat lo yang doyan nongkrong di diskotik, ya susah buat dapet pasangan anak pesantren. Buat lo yang suka bergaul sama cabe-cabean, ya susah buat dapet pasangan wanita karier. Intinya, pantaskan diri dulu, lalu biarkan Tuhan memilihkan yang pantas untuk menjadi pasanganmu. Jangan protes karena lo nggak laku-laku, di saat lo ngabisin waktu cuma di kolong tempat tidur melulu.

Ciao!