Sabtu, 28 Juni 2014

Gue Minta Bantuan Kalian Lagi Untuk Creative Charity

Mungkin sebagian dari kita mengeluh karena tidak bisa beli baju baru pas lebaran. Mungkin sebagian dari kita mengeluh saat tidak dapat THR. Mungkin sebagian dari kita mengeluh saat tidak dapat gadget baru. Tapi apakah makna lebaran kali ini adalah tentang semua itu?

Coba lihat foto-foto berikut ini:




(Foto dari berbagai sumber)

Pernah kepikiran kah, bagaimanakah orang-orang ini merayakan hari yang sering disebut sebagai hari raya? Pernah kepikiran kah, apakah mereka bisa merasa bahagia juga di hari raya? Gue yakin, mereka bisa. Itulah kenapa mereka bisa tetap bertahan hidup terus di dunia. Karena mereka yakin, ada kalanya mereka akan bahagia. Mereka yakin, mereka punya hak untuk bahagia. Mereka bisa bertahan hidup karena harapan itu. Nah, siapakah yang berkewajiban untuk mewujudkan harapan mereka?

Kita.

Kita berkewajiban membahagiakan mereka. Mewujudkan harapan mereka. Dengan apa? Dengan harta? Bukan. Cukup dengan menunjukkan kepada mereka bahwa masih ada orang yang baik dan peduli kepada mereka. Bukan baik demi kepentingan politik maupun kepentingan apa saja. Tapi baik karena masih menganggap mereka manusia, saudara, teman kita.

Kenapa kita berkewajiban untuk membantu mereka?

Gue sih percaya, semua yang Tuhan berikan kepada kita di dunia ini hanya titipanNYA. Ada sebagian yang boleh kita nikmati, ada sebagian lagi yang harus kita bagi. Tuhan menitipkan kita rezeki, artinya Tuhan percaya, kita bisa menggunakannya dengan bijaksana. Tapi saat kita tak mampu menggunakannya dengan bijaksana, mungkin Tuhan tak mau lagi mempercayai kita.

Selain dari sisi itu, gue ngerasa hutang besar kepada orang-orang luar biasa seperti di atas. Dan gue yakin, kalian yang hati nuraninya masih ada, bakal ngerasain hal yang sama. Manula yang masih bekerja, membuat gue ngerasa malu untuk menyerah dalam berusaha. Tubuh gue masih lebih kuat dari mereka. Nasib gue juga lebih beruntung dibanding mereka. Sehingga, setiap kali gue mau menyerah, mereka mengingatkan gue untuk tidak ingkar atas segala nikmat yang ada. Adik-adik kecil yang tinggal di panti asuhan juga mengajarkan gue untuk menghargai keluarga. Mereka sangat merindukan hangatnya keluarga seperti orang-orang di luar sana. Mereka sangat menginginkan rasanya dimanja maupun disupport oleh keluarga. Sedangkan gue? Gue punya semua. Jadi, gue harus siap menerima keadaan keluarga gue beserta segala kekurangannya. Intinya, tanpa orang-orang seperti mereka, kita bakal lupa arti bersyukur dan mungkin akan jadi budak ketamakan. Mereka mengajarkan kembali kepada kita tentang value menjadi makhluk hidup bernama manusia.

Pelajaran hidup semacam itulah yang membuat gue tergerak untuk membantu mereka sebagai wujud pemenuhan tanggung jawab yang Tuhan berikan. Tapi dengan ditulisnya post ini, gue bukan berniat untuk riya', misalpun ada yang mau su'udzon juga silakan. Su'udzon nggak akan mengurangi beban orang, tapi hal yang dianggep riya' ini setidaknya memberi efek yang nyata kepada mereka yang berhak. Gue nulis post ini karena gue pengin ngajakin siapapun yang merasa hatinya terketuk untuk menjalankan lagi sebuah program yang pernah KITA jalani sebelumnya, Creative Charity. Buat yang belum paham apa itu Creative Charity, silakan KLIK LINK INI.  

Intinya, tahun ini gue mau ngejalanin lagi program ini. Fokusnya adalah gue bakal berbagi ilmu menulis hingga (semoga mampu mengantarkan) kalian bisa menulis sebuah buku, atau bahkan menerbitkan buku. Kebetulan taun ini penerbit buku gue (@bukune) mau ngebantuin gue dengan 'meminjamkan' editor-editor handalnya buat bantu sharing ilmu. Nah, paket lengkap kan? Dapet ilmu nulis, sekaligus bisa konsultasi soal penerbitan buku pula dengan editor dari salah satu penerbit buku besar yang ada di Indonesia. So, kalo lo udah pernah nyoba nulis buku tapi nggak berani ngirim ke penerbit, besok draft itu bisa lo bawa dan lo konsultasiin langsung ke editor kami. :)

Waw.. Terus yang mau ikutan kudu bayar berapa, Al?

Untuk mengikuti kegiatan ini, gue NGGAK MEWAJIBKAN kalian yang pengin ikutan kelas menulis ini untuk membayar dengan nilai tertentu. Cukup SEIKHLASNYA AJA. Lo adanya 50ribu? 20ribu? 10ribu? Gue terima dengan suka rela. Lo gak mau nyumbang duit dan pengin nyumbangin BARANG YANG LEBIH BERMANFAAT? Boleh. Tapi pastiin barang yang lo sumbangin itu masih baru. Misal alat tulis, ya pulpen atau pensil baru, bukan pensil yang panjangnya tinggal 2cm. Pokoknya gue yakin lah, kalian cukup paham mana yang pantas untuk disumbangkan. Jumlah pesertanya bakal dibatasin demi efektivitas kegiatan belajar. Biar gue bisa lebih intensif berinteraksi kepada setiap peserta. Karena gue pengin, kelar ikut kelas ini, peserta bawa karya masing-masing. Bukan cuma ilmu.

Duit dan barang-barang dari kita, mau lo kemanain, Al?

Gue nggak bakal ngegunain sepeserpun duit atau barang yang kalian sumbangin kok. Hasil sumbangan bakal gue bagiin kepada anak-anak yatim/piatu dan para manula yang masih bekerja keras di usia senja (bukan mengemis). Asik kan? Kalian dapet ilmu, sekaligus dapet pahala. Sebagai bukti bahwa nggak ada penyelewengan dana maupun gak ada kampanye terselubung di program ini, silakan kalian cek video field report Creative Charity yang gue adain tahun lalu.

Oke.. Sebelum menjalani program ini, seperti tahun kemarin, gue butuh banget bantuan kalian. Ntah personal, ntah komunitas, untuk menyiapkan kebutuhan-kebutuhan gue berikut ini:

1. Gue minta perwakilan dari teman-teman di kota besar se-JABODETABEK & JABAR yang punya komunitas ntah itu komunitas stand up comedy atau karang taruna, atau cuma gank setongkrongan. Yang penting bisa buat ngebantuin gue MEMBENTUK PANITIA PELAKSANA untuk ngejalanin program ini di kota masing-masing. Tugasnya nanti adalah menyiapkan point 2 dan melayani pendaftaran peserta kelas menulis di kota kalian masing-masing.

2. Gue butuh fasilitas tempat belajar-mengajar yang layak pakai, serta LCD projector dan sound system yang cukup memadai. Dan, gue mohon fasilitas itu digratiskan agar hasil sumbangan benar-benar tidak dikurangi untuk menyewa kebutuhan kelas itu sendiri. Kegiatan akan berjalan sekitar 2-3 jam efektif. Nggak harus tempat mewah seperti hotel atau cafe. Yang penting layak buat dipake belajar aja. Itu lah yang gue minta diusahakan oleh panitia pelaksana.

3. Kalo 2 point di atas bisa dipenuhi, silakan bentuk team #CreativeCharity dan konfirmasikan ke email (promosi@bukune.com) dengan isi email mengenai siapa saja anggota kepanitiaan kalian, struktur kepanitiaan seperti apa yang bisa kalian bentuk untuk ngebantu gue (sebagai bahan pertimbangan kesiapan kalian untuk program ini). Deadline pendaftaran bisa kapan aja di saat gue ngerasa udah punya cukup tim yang siap di kota-kota yang bisa dijadwalkan untuk dikunjungi ya.

4. Segala biaya untuk kebutuhan pribadi gue (transport, akomodasi, dan konsumsi) selama menjalani program ini, bakal gue bebankan ke kantong gue sendiri. Temen-temen cukup nyediain permohonan gue di point 1 & 2 tadi. Tapi kalo ada yang bersedia rumahnya gue tumpangin semalem juga nggak apa-apa. Daripada duitnya buat bayar hotel kan.. Gue bisa tidur di mana aja kok.

5. Gue mohon untuk bisa mengonfirmasi secepatnya biar bisa ditetapkan tanggalnya. I know, waktu kita udah mepet banget. Tapi kalo kita siap action, nggak ada yang mustahil. :)

6. Gue jelasin juga karena banyak yg salah paham. Gue butuh komunitas yang gue sebutin di point 1 itu sebagai panitia pelaksana dan penyedia kebutuhan-kebutuhan gue di Point 2. Kalo peserta kelasnya sih boleh individu kok~ Gak perlu punya komunitas.

7. Kalo punya band atau bisa stand up comedy, boleh loh bantu ngisi sesi hiburan biar nggak garing acaranya gara-gara belajar mulu. :D

Program ini gue jalanin atas desakan hati nurani, tanpa request maupun paksaan dari pihak manapun. So, nggak ada sponsor yang ngeback up. Jadi, gue sangat mohon bantuan dari teman-teman yang pengin melakukan kegiatan yang berguna bagi orang yang membutuhkan bersama-sama. Oiyah, taun ini kayaknya target gue keliling JABODETABEK & JABAR dulu karena pertimbangan budget yang pas-pasan, jadi gue belum ngerasa mampu untuk keliling Indonesia. Lagian tahun lalu gue udah ngejalanin di Jogja, Jateng, dan Jabar. Jadi, taun ini gue mau ngeratain wilayah lain di pulau Jawa (yang bisa dijangkau dengan alat transportasi darat) dulu. Doakan saja Tuhan kembali mempercayakan rezekiNYA kepada kita semua sehingga tahun-tahun ke depan gue bisa menjalankan program ini merata di seluruh Indonesia.

So, are you ready to be creative and useful? :)

Kalo ada pertanyaan atau saran, silakan tulis di comment box ya! Thank you so much!

P. S. : Further progress of this program will be updated again on this post.

Selasa, 17 Juni 2014

Yang Lo Rasain itu Cinta atau Apa?


Supri menghampiri Ningsih yang lagi boker di jamban lele. Dia duduk di depan pacarnya yang sedang ngeden-ngeden itu. Supri nengok kanan dan kiri, memastikan tidak ada benda tajam maupun bom atom di sekitarnya.

"Ningsih.. Aku mau ngomong."

"I-Iyaaa!! A-Aaaapaaa?!" Ningsih menjawab pertanyaan Supri sambil ngeden-ngeden.

"Gini.. Aku mau kita bubaran.." Supri mengucapkan kalimat itu sambil menatap tajam-tajam mata Ningsih untuk menunjukkan keyakinannya.

"L-Loooh?! Ke-Kenapaaaahhh?!" *Plung!*

"Nggak tau, tiba-tiba persaanku ke kamu hilang gitu aja. Hambar. Jadi daripada membohongi diri sendiri, dan membohongi kamu, aku mau kita bubar aja. Maaf ya." Supri mengernyitkan dahi, dan menunjukkan ekspresi melas.

"Hmm.. Alasan bul-bullshittt!!" *Plok!* Ningsih menangkap e'eknya sendiri, lalu melemparkan ke wajah Supri. Ningsih segera cebok dengan sebotol fanta yang dia bawa, kemudian berlalu. Supri pun terjangkit penyakit kusta di wajahnya.

Mungkin sebagian dari kalian udah pernah ngalamin kejadian kayak di atas. Ntah sebagai orang yang mutusin, atau diputusin. Nah, menurut analisa gue, itu bukan alasan bullshit. Itu adalah alasan yang realistis. Perasaan bisa hilang kapan aja, apalagi kalo yang dirasain itu bukan cinta, melainkan cuma kekaguman aja.

Ha? Kagum? Maksud lo, Al?!

Oke, mending gue jelasin beberapa tipe cinta orang yang kadang nggak disadari oleh orang yang mengalami. Here they are:

Cinta Karena Kagum
Supri ketemu seorang cewek yang lagi yoga di fly over. Melihat kegemulaian tubuhnya, Supri mendadak deg-degan dan segera beribadah. Tubuh cewek itu terlihat kencang sekali. Dadanya kencang, bahkan karena kencangnya bokong cewek itu, bokongnya bisa naik hingga menyentuh punggung. Pemandangan itu membuat Supri ngiler tiga ember.

Supri pun memarkirkan mobilnya di pinggiran fly over, lalu dia berjalan sambil koprol untuk mendekati cewek itu pelan-pelan. Sesampainya di samping cewek itu, Supri pura-pura ikutan Yoga. Akhirnya, cewek itu melihat keberadaan Supri di sampingnya.

"Eh? Suka yoga juga?" Cewek itu bertanya sambil melakukan gerakan planking.

"I-Iyaaa!!" Supri menjawab sambil ngeden-ngeden karena tidak pernah melakukan planking sebelumnya.

"Oh.. Udah lama ngelakuin Yoga?"

"U-Udaaah.. Dari zaman SD."

"Wow! Mau dong, kapan-kapan diajarin. Yuk yoga bareng!"

"B-Boooleeehhh.." Supri ngeden makin kencang, seluruh badannya sudah bergetar hebat.

"Oiyah.. Namaku Ningsih, nama kamu siapa?" Ningsih berdiri dan menyodorkan tangan kanannya untuk berjabatan.

"Namaku Supri." Supri segera ikut berdiri lalu menyambut tangan Ningsih dengan penuh semangat.

Sejak hari itu, Supri membeli banyak DVD dan buku tentang Yoga. Lalu dia pelajari semuanya agar Ningsih mengira Supri benar-benar paham yoga. Meskipun di minggu pertama, seluruh tubuh Supri kram semua. Semakin lama, Supri dan Ningsih pun jadi makin sering ketemu karena mereka suka ngelakuin yoga bareng di rumah, di sawah, atau kadang di jalan tol. Sebulan kemudian, Supri dan Ningsih pun jadian. Tapi, seminggu setelah jadian Supri mutusin Ningsih karena dia merasa tidak ada yang spesial dari Ningsih. Perasaannya tiba-tiba hambar gitu aja.

"Ningsih.. Putus yuk!"

"Loh? Kenapa? Ntah kenapa, perasaanku ke kamu tiba-tiba hilang gitu aja."

"Wah.. Sama.. Ya udah, putus yuk!"

Oke.. Di kasus ini, Supri ngalamin cinta yang singkat karena cuma bermodalkan kekaguman. Cinta kayak gini, biasanya nggak bakal awet karena siklusnya bakal kayak gini:

Kagum-> Kenalan-> PDKT dengan mencoba jadi sosok sempurna agar bisa membuat gebetan terpesona-> Jadian-> Capek akting jadi sosok sempurna terus-> Sifat asli pelan-pelan keluar-> Pasangan ilfeel-> Putus.

Iya, mencintai cuma dengan modal kagum doang, tidak akan bertahan lama karena kekaguman itu bisa hilang saat kita tau sifat asli si dia. Apa sih yang bikin kita tetap kagum sama si dia? Ya semua persepsi positif kita tentang si dia lah. Biasanya persepsi positif ini tumbuh dan bertahan di masa-masa PDKT, di saat dia masih jaim juga dan bisa terlihat sempurna. Nah, pas abis jadian, si dia bakal mulai nunjukin ketidak sempurnaannya. Persepsi positif kita tentang gebetan akan bertemu dengan realita dan fakta. Kalo kita tidak bisa menolerirnya, ya udah.. Perasaan kagum itu bakal hilang gitu aja.

Salah kita di mana? Salahnya cuma di bagian kita nggak bisa ngebedain perasaan kagum sama perasaan cinta. Cinta itu harusnya nggak semudah itu pudar dan jadi hambar.

Cinta Karena Penasaran/Obsesi
Supri suka Ningsih dari zaman masih sama-sama jadi embrio. Sejak balita, Supri udah berani ngajak jadian Ningsih. Biasanya, Supri ngajak Ningsih main pengantin-pengantinan untuk memulai modusnya.

"Ningsih.. Tadi kan kita abis main pengantin-pengantinan, menurut aku kita cocok loh jadi pengantin beneran." Supri memulai modusnya.

"Maksudnya?" Ningsih yang masih polos tidak bisa menangkap kode Supri.

"Kamu mau nggak, jadi pacar aku?" Supri pun mulai blak-blakan.

"Umm.. Nggak ah.. Aku belum boleh pacaran sama mama. Kata mama, gandengan tangan sama cowok itu bisa bikin hamil. Aku belum mau hamil! Aku takut ngelahirin! Aku belum bisa nete'in anakku! Tete'ku belum tumbuh!! Huhuhuuuuu.." Ningsih menangis sesenggukan lalu berlari pulang ke rumah.

Itu adalah saat pertama Supri menembak Ningsih. Dan itu tentu bukan saat terakhir Supri nembak Ningsih. Pas SD, SMP, SMA, Supri nembakin Ningsih mulu dan nggak pernah diterima. Supri pun semakin gemes. Setiap bangun tidur, hal pertama yang Supri pikirkan adalah bagaimana cara dia menembak Ningsih hari itu, bagaimana dia bikin surprise buat Ningsih hari itu, dan bagaimana cara bawa Ningsih ke penghulu.

Sampai akhirnya, saat mereka sudah kuliah, Supri lagi-lagi nembak Ningsih. Melihat Supri yang tak pernah menyerah, Ningsih pun luluh dan ngasih kesempatan buat jadian. Ya, mereka pun pacaran. Hari itu Supri senang luar biasa karena usahanya bertahun-tahun terbayar sudah.

Tapi setelah jadian, ada banyak hal yang berubah dari kehidupan Supri. Bangun tidur, dia tak perlu memikirkan lagi hal-hal untuk membuat Ningsih cinta padanya, tiap mau tidur pun Supri tidak lagi ngomel-ngomel di kamarnya karena habis ditolak cintanya. Pelan-pelan, Supri nyadar bahwa perasaannya ke Ningsih setelah jadian malah hambar.

"Ningsih.. Putus yuk!" Supri mengucapkan kalimat itu saat mereka makan siang bersama di kantin kampus.

"Loh? Kenapa?" Ningsih terlihat agak kaget mendengar kalimat Supri itu.

"Nggak tau kenapa, perasaanku ke kamu mendadak hambar aja."

"Oh gitu.. Jadi selama ini yang kamu rasain bukan cinta ya?" Ningsih menjawab dengan tenang sambil menelan sebongkah bakpau tanpa dikunyah.

"Iya.. Kayaknya aku cuma penasaran aja."

"Tuh kan.. Itulah kenapa aku nolak kamu sejak dulu. Soalnya, target kamu sama aku itu cuma jadian, bukan mencari kebahagiaan setelah jadian. Jadi, setelah jadian, kamu nggak bakal tau lagi apa yang mau kamu lakukan."

"......."

"Ya udah, putus yuk!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Ningsih pun pergi.

Hari itu, Supri memang putus cinta, namun tidak patah hati. Tapi dia menyadari, bahwa selama ini yang dia rasakan bukan cinta, namun cuma penasaran. Itu murni kesalahan Supri yang tak bisa membedakan rasa cinta dan penasaran. Memang banyak kok orang di luar sana yang memulai hubungan cuma dengan modal rasa penasaran. Jadinya, setelah rasa penasarannya terjawab, rasa hambar pun hinggap.

Cinta Karena Kasian
Supri jadian sama Ningsih karena Ningsih bilang, usianya cuma tinggal 3 bulan. Ningsih ngaku-ngaku kalo dia didiagnosa kena penyakit jerawat jantung. Jadinya, dia bakal meninggal saat jerawat di jantungnya pecah. Atas permintaan Ningsih, Supri pun jadian demi mengisi saat-saat terakhir hidup Ningsih dengan kebahagiaan bersamanya.

Namun 6 bulan berlalu, dan Ningsih nggak mati-mati juga. Supri pun mulai ngerasa kelelahan karena kelamaan jadian tanpa make perasaan, cuma karena kasian.

"Ningsih.."

"Iya.."

"Putus yuk!" Supri mengucapkan kalimat itu dengan nada yang mantab.

"Loh? kenapa?"

"Abis.. kamu nggak mati-mati. Dulu bilangnya kan cuma 3 bulan. Ini udah 6 bulan kita pacaran, kamu masih sehat-sehat aja."

"Ya udah.. Aku juga udah bosen kok pacaran sama kamu. Aku bakal ngegebet cowok lain dengan alasan penyakitku. Bye!" Ningsih segera melompat dari jendela mobil yang disetir Supri di jalan tol.

"....."

Lagi-lagi, perasaan yang dibangun bukan karena cinta namun karena terpaksa, pasti bakal ketemu titik jenuh juga. Titik di mana kita tidak mampu lagi mempertahankannya karena sudah capek rasanya. So, cinta karena kasian, tetaplah bukan cinta, namun iba.

Cinta Tanpa Karena
Supri sudah temenan sama Ningsih sejak masih sama-sama masih di ovarium. Mereka tumbuh bersama di lingkungan yang sama. Setiap pagi, mereka bertemu dan mengobrol di pinggir kali sambil membakar ubi. Setiap siang, mereka suka berenang bersama di danau belakang kampung. Setiap malam tiba, mereka pun ronda bersama. Mereka tidak memiliki ketertarikan yang berlebihan antara satu sama lain. Bahkan, mereka tidak pernah ngomongin soal perasaan. Justru setiap hari obrolan mereka malah hancur sehancur-hancurnya. Kadang ngegossipin pak RT yang suka bobo bareng bu RT. Kadang ngomongin soal pak hansip yang suka jogging di malam hari sambil bawa senter. Pokoknya, obrolan mereka sama sekali nggak penting, namun mereka selalu bisa ketawa bersama.

Sampai akhirnya, suatu hari saat mereka lulus SMA, mereka harus berpisah. Ningsih harus kuliah di luar kota, dan Supri tetap di kampung untuk menggarap sawah milik keluarga. Seminggu berlalu, Supri tidak punya teman lagi untuk membakar ubi, Supri tidak punya teman lagi untuk mandi di danau, dan Supri nggak punya teman ronda. Hidup Supri mendadak jadi sepi.

Ternyata, Ningsih pun merasakan hal yang sama di kota. Setiap hari Ningsih cuma sendirian saja. Dia tak punya teman untuk melakukan apa-apa. Karena tidak ada yang tertarik buat ngegossipin pak RT dan bu RT bareng dia. Lama-lama, kesepian pun mulai menyiksa mereka. Mereka jadi sering sakit karena tidak mau makan lagi tanpa satu sama lain, tidak mau mandi lagi tanpa satu sama lain, tidak mau ngobrol lagi tanpa satu sama lain. Hingga akhirnya, Ningsih memaksakan diri untuk pulang ke kampung dan bertemu Supri.

Saat mereka bertemu kembali, ada rona bahagia berpijar di keempat mata mereka. Mereka berdua seperti orang dehidrasi yang bertemu air dingin, orang yang ngantuk berat dan melihat kasur, atau seperti pengidap penyakit flu yang bertemu inhealer. Ya, akhirnya mereka menyadari bahwa mereka membutuhkan satu sama lain, melebihi dari kebutuhan mereka kepada siapapun di dunia. Mereka pun mulai menyadari kalau mereka saling jatuh cinta, bukan karena apa-apa, tapi saling membutuhkan aja.

Cinta tanpa karena, tipe cinta ini biasanya menciptakan hubungan yang awet. Soalnya, cinta yang ini tidak dibuat-buat dengan alasan-alasan tertentu kayak cinta-cinta yang ada di point 1 sampai 3 di atas. Bukan pula cinta yang diciptakan secara sengaja. Bukan cinta yang dibuat seolah-olah sempurna. Bukan cinta yang dicocok-cocokin kepribadiannya.

Cinta tipe ini tercipta oleh kuantitas dan kualitas kebersamaan yang sudah diuji.

Sering barengan-> Menciptakan kebiasaan barengan-> Kebiasaan pun menciptakan kebutuhan. 

Sehingga, mindset pasangan di sini bukanlah orang yang bisa menciptakan kekaguman, bukan orang yang bisa bikin penasaran, dan bukan juga orang yang bisa bikin kasian. Pasangan di hubungan ini ada karena terciptanya sebuah kebutuhan. Kebutuhan untuk selalu bersamanya, kebutuhan untuk selalu melengkapi hari-hari bersamanya, kebutuhan untuk selalu mengobrol bersamanya. Nah, kebutuhan itu tercipta karena kecocokan. Bukan kita yang mencocok-cocokan diri dengan pasangan, melainkan waktu yang pelan-pelan menunjukkan banyaknya kecocokan kita bahkan di saat kita tidak menyadari ada banyak kecocokan di sana.

Eh, Al.. Kalo udah lama bareng, ngerasa saling butuh, tapi nggak ditembak gimana? Kan sakit!!

Jawaban dari pertanyaan lo itu, klik link ini: Pacaran kudu nembak? Penting?!

Wah.. uadh pajnang bagnet gue ngetik. Tuh apme typo-typo kan. Udah dulu ya tulisan gue hari ini. Semoga bisa ngasih pencerahan buat kalian yang sedang mencinta, habis putus cinta, atau lagi mau mengatasnamakan cinta untuk alasan lainnya.

This is the end of the post. Kalo kalian mau sharing pengalaman tentang tipe-tipe cinta yang pernah gue bahas di sini, atau mau bertanya soal tipe cinta yang sedang lo jalani, share aja di comment box ya! Dadaaahh!!

Sabtu, 14 Juni 2014

Tip Mengisi Liburan di Rumah

Liburan ke obyek wisata? Bosen.
Jalan-jalan ke luar negeri? Gak ada duit.
Jalan sama pacar? Pacar lagi jalan sama pacarnya.

Gue pernah ngalamin kegalauan semacam itu waktu gue libur sekolah dulu. Dan mungkin lo juga mengalami hal yang sama. Bingung mau ke mana saat libur pergantian taun pelajaran atau libur sepanjang Ramadhan tiba. Tapi tenang, hari ini gue bakal ngeshare beberapa cara mengisi liburan agar tidak garing dan mungkin bisa membuat liburan lo lebih bermanfaat.

Liburan itu nggak harus selalu diisi dengan jalan-jalan kok. Ada banyak cara lebih praktis untuk menikmati liburan. Misalnya beribadah, berolahraga, atau jihad.

Oke.. Oke.. Mari kita ngomong serius. Berikut adalah beberapa cara yang bisa gue saranin buat mengisi liburan di rumah aja:

Nulis
Sudah pasti gue bakal ngerekomendasiin kegiatan ini ke elo, terutama yang pengin jadi penulis. Kenapa pas liburan itu waktunya bisa dipake buat nulis? Ada banyak keuntungannya, lo gak bakal bisa ngeles terlalu sibuk buat nulis lagi. Lo punya banyak waktu buat nulis, dan lo nggak punya alasan untuk meninggalkan tulisan lo lagi.

Kalo lo emang mau ngisi liburan buat nulis, gue kasih contoh cara bikin target agar naskah buku lo bisa kelar selama liburan. Misal lo libur sebulan, habiskan minggu pertama buat bikin premis dan outline. Apa itu premis dan outline? Bisa cek di SINI.

Kelar bikin premis dan outline, tugas kalian tinggal mengisi konten tulisan. Targetin buat nyelesaiin 1 bab per hari deh. Nggak susah kok. Lo nggak bakal ngalamin stuck dalam penulisan konten karena semua sudah ada di outline yang udah lo bikin sebelumnya. So, dengan sisa waktu dua minggu itu, gue jamin naskah buku lo udah siap.

Tapi Al, bukankah kalo baru ditulis sekali, naskahnya nggak bakal bagus ya? 

Iya, tulisan pertama itu akan selalu jelek. Tapi bukankah tulisan jelek itu lebih baik daripada tulisan yang nggak ada sama sekali? Tulisan yang jelek bisa diedit, kalo tulisan yang nggak ada, bisa diapain? Nah.. Dengan udah memiliki tulisan jelek, gunakan seminggu terakhir dari liburan lo itu buat baca ulang dan tulis ulang naskah lo. Ya, masuk ke proses self-editing di minggu ke empat ini. So, in the end of your holiday, you'll have a book draft which is ready to be sent to the publisher. :)

Renovasi Kamar
Setidaknya setengah dari waktu lo setiap hari, lo habisin di kamar, karena separuhnya lagi bakal lo abisin di sekolah kan? Nah, karena liburan tiba, mungkin lo bakal lebih banyak ngabisin waktu di kamar. Terus, biar lo bisa lebih pewe buat mager di kamar, gue rekomendasiin sebaiknya lo renovasi kamar lo biar makin nyaman buat ditempati. Kalo kamar udah nyaman buat ditempati, saat pacar main, mungkin dia bakal mau nginep setahun.

Buat benerin kamar, bisa dimulai dari beli sprei dan bed cover baru, sehingga lo bisa lebih enak buat tiduran lama-lama di kasur. Beli juga kursi malas buat duduk di kamar dan menikmati fasilitas yang ada. Pokoknya, tanamkan dalam diri, kamar lo adalah surga lo. Lo boleh mengubah bentuknya jadi gimana aja biar lo bisa ngerasa nyaman di dalamnya. Mau klosetnya mau lo pindahin tepat di depan layar TV juga bebas.

Ini contoh kamar gue yang udah gue renovasi sesuai kemauan gue biar gue pewe:

Percuma kamar bersih dan rapi kalo selalu ditinggali sendiri.

Atau cuma diisi cowok-cowok.

Beli beberapa pelengkap hiburan selama di kamar. Kalo gue, biasanya beli buku atau komik sebanyak-banyaknya sebelum menjelang liburan. Yang penting jangan beli jenglot. Malah bikin susah tidur.

Kalo lo gak suka baca, lo nggak mungkin nggak suka film juga. So, sebelum liburan tiba, boleh siapin stock film yang banyak buat ditonton secara maraton. Gue juga suka nonton film secara maraton. Kenapa? Karena kalo dulu kita nonton film-film trilogy gitu, jarak rilis antara filmnya rata-rata 1 taun untuk tiap serinya. Biasanya karena sudah terlalu lama nonton seri sebelumnya, pas liat seri berikutnya, rasanya udah beda. Nah, kalo gue beli 3 film trilogy sekaligus dan gue tonton secara maraton, feel dari film pertama sampai yang ketiga masih dapet banget, dan ceritanya bakal jadi lebih hidup.

Beberapa film yang gue rekomendasiin buat ditonton secara maraton:

- Batman The Dark Knight
- Ironman 1-3, Thor, Avengers
- Pirates of the Carribean
- Friday the 13th (12 seri)
- Chucky 1-3
- (ntar diupdate lagi deh.)

Jualan
Nah, saat Ramadhan tiba, biasanya hidangan ta'jil itu jadi item yang sangat dicari oleh orang-orang yang sedang berpuasa. Kalo lo cukup peka dan nggak mau liburan lo sia-sia, lo bakal memanfaatkan kesempatan seperti ini untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Lo bisa jualan hidangan ta'jil juga kayak: Kolak, Es buah, Gorengan, atau, pacar buat menemani orang berbuka puasa.

Nah, kalo kalian tekun jualan ta'jil selama ramadhan, misal sehari bisa dapet untung 20 ribu, pas lebaran lo bisa dapet duit 600 ribu. Bisa buat beli baju baru, celana baru, dan ngelamar pacar.

Berkreasi sama teman-teman
Ini bagian favorit gue buat ngisi liburan. Biasanya, kalo punya teman yang bisa diajak kompakan buat bikin sesuatu yang seru, gue bakal ngegunain momen liburan buat bikin sesuatu. Misal, bikin rumah pohon, bikin meja tenis, atau, bikin anak.

Tapi yang paling sering gue lakuin bareng teman-teman gue waktu libur adalah bikin video-video yang lucu atau bermanfaat. Biasanya tujuannya buat ikutan kontes gitu, biar kalo menang, duitnya bisa dipake jajan bareng. Karena diem-diem, gue itu bounty-hunter alias banci kuis yang suka hunting hadiah-hadiah dari kuis. MUAHAHAHAHA!

Contohnya video ini:



Itu adalah video jadul yang gue bikin bareng teman-teman buat ikutan kompetisi video 10 detik. Dari 7000an peserta, alhamdulillah gue bisa masuk final 10 besar, dan..... kalah.

Tapi gue nggak nyerah, kali ini gue bakal ikut kompetisi film pendek lagi! Kalian mau ikut juga? Hayuk, silakan lawan gue! Kali ini gue bakal ikut kompetisi film pendek yang diadain oleh FIF Group. Jadi, untuk memperingati ulang tahun FIF Group yang ke 25, mereka mengadakan kompetisi film pendek dengan tema "Better Life, Better Future".


Nah, jangan minder buat ikutan lomba ini saat nggak punya peralatan komplit buat syuting atau gimana. Lomba film pendek dari FIF Group ini MEMBEBASKAN kalian buat bikin film pake device apa aja. Pake kamera hape juga boleh, yang penting hasilnya bisa ditonton dan dinikmati. Percuma juga pake kamera mahal kalo nggak bisa make dan gambarnya cuma zoom-in lobang hidung doang.

So, pede aja yuk ikutan lomba film pendek ini. Hadiahnya banyak banget loh!!

Juara pertama dapet duit Rp. 20 juta.
Juara kedua dapet duit Rp. 15 juta.
Juara ketiga dapet duit Rp. 7,5 juta.
Most share winner dapet duit Rp. 1 juta.
Dan ada banyak merchandise lain sebagai hadiah hiburan buat peserta favorit.

Untuk info lebih lanjut, silakan cek link INI.

Tuh, kesempatan menangnya banyak banget kan?! Tunggu apa lagi, buruan ajak temen-teman lo yang kreatif buat bikin film bareng, itung-itung belajar buat bikin film, sekaligus ngisi liburan. Hasil film yang lo bikin ntar bisa juga lo pamerin ke teman-teman pas udah mulai sekolah lagi nanti.

Yap, this is the end of the post. Kalo kalian ada pertanyaan soal lomba film pendek ini, atau mau ngeshare soal cara kalian mengisi liburan juga, silakan tulis di comment box ya! :D

Kamis, 29 Mei 2014

Menghadapi Prasangka Buruk Manusia

Gue mau nanya, dan tolong langsung jawab dengan jujur, ya...
- Kalo misal lo lagi jalan, terus liat cewek cantik jalan sama om-om, lo bakal mikir gimana?
- Kalo misal lo liat cowok ganteng lagi gandengan sama cewek yang (maaf) gendut banget, lo bakal mikir apa?
- Kalo misal lo liat orang tattoo-an di seluruh badan, lo bakal mikir dia siapa?

Apakah jawaban kalian cenderung negatif? Misal jawaban-jawaban kalian gini, "Om-omnya pasti tajir, dan ceweknya matre", "Cewek itu pasti bisa ngebiayain hidup cowoknya", "Ah.. Orang bertattoo ini sih jelas preman pengangguran!"

Kalo itu yang ada di dalam pikiran kalian, gue mau bilang, kenapa sih harus berburuk sangka? Tapi kalo di dalam pikiran kalian adalah hal-hal yang positif, syukurlah.. Kalian nggak nambah dosa.

Kebetulan gue pernah ketemu dengan mereka-mereka yang gue jadiin obyek pertanyaan-pertanyaan di atas. Dan gue bakal nyeritain soal mereka.

Yang pertama, sebut aja namanya Ningsih. Cewek cantik ini adalah seorang model majalah fauna yang lumayan gede di Indonesia. Cewek ini dulunya nggak punya orang tua. Dia dibesarkan di panti asuhan hingga SMP. Lalu, Ningsih temenan sama anaknya si om tadi. Si om ini kebetulan nggak punya anak cewek. Melihat masa lalu si Ningsih, om ini merasa terharu, lalu berniat untuk jadi orang tua asuh Ningsih. Ningsih dibiayain kuliahnya. Hingga akhirnya Ningsih lulus dan meniti karier modelingnya. Ya, hubungan Ningsih dan si om ini tidak lebih dari sekedar anak dan orang tua angkatnya. Malu nggak lo yang udah mikir aneh-aneh?

Yang kedua, sebut saja pasangan ini namanya Ningsih dan Supri. Ningsih sama Supri udah pacaran dari SMP. Saat mereka masih sama-sama kere. Lalu, setelah lulus dari jenjang pendidikan, mereka merantau di Jakarta. Ningsih setulus hati membantu Supri menjalani usaha yang dirintisnya. Sampai akhirnya usaha Supri sukses. Di saat Supri sudah sukses dan tajir, dia tidak berpaling kepada cewek lain. Dia masih bertahan dengan Ningsih, meskipun di luar masih banyak cewek yang lebih cantik dan lebih seksi daripada Ningsih. Supri percaya, dia bisa setangguh itu karena selalu ada Ningsih di sampingnya. Mungkin, kalo Supri berpaling kepada wanita yang berbeda, kariernya bakal hancur juga. Karena mungkin, wanita lain tidak bisa memberi Supri kekuatan untuk berjuang seperti yang Ningsih berikan. So, pasangan cowok ganteng dan cewek (maaf) gendut banget itu bukan diikat oleh alasan finansial. Tapi karena ada kebutuhan jiwa di sana. Malu nggak lo yang udah mikir aneh-aneh?

Yang ketiga, sebut saja Harno. Badannya penuh tattoo. Apa dia tattoo-an buat keren-kerenan? Tidak. Dia menganggap tattoo dari sisi seni. Iya, Harno adalah seorang seniman kreatif yang karyanya sudah dinikmati jutaan orang. Apa dia preman yang berbahaya? Tidak. Dia mengumpulkan uang bukan dari merugikan atau menyakiti orang. Dia menjual karya seninya. Justru, dibalik tubuh yang penuh gambar seram itu, ada hati yang mulia. Harno membuka sekolah gratis untuk adik-adik yang kurang beruntung. Memberikan mereka ilmu tanpa memberi ijazah. Tapi, gue juga setuju, ilmu lebih penting daripada ijazah. Harno mau menyisihkan waktunya untuk membantu adik-adik yang kurang beruntung di luar sana. Malu nggak lo yang udah mikir aneh-aneh?

Prasangka ada dua jenisnya. Ada Prasangka positif (khusnudzon), dan prasangka negatif (suudzon). Nah, elo termasuk orang yang sering miara khusnudzon atau suudzon?

Gue heran sama beberapa orang yang bisa membenci orang lain tanpa pernah bertemu atau kenal secara langsung sama orang yang mereka benci. Contoh kasusnya, hampir tiap hari selalu adaaaaaaa aja orang yang tiba-tiba maki-maki gue di social media. Ntah kenapa.. Ada juga orang yang bisa benci banget sama orang berfollower banyak, tanpa pernah bertemu atau kenal dengan orang itu secara pribadi. Bahkan ada orang yang secara frontal ngatain "sampah" ke gue. Gue bingung, atas dasar apa dia ngatain gue sampah? Apa dia pernah ngelakuin hal yang lebih berguna daripada yang pernah gue lakuin? Apakah dia merasa sebegitu berharganya sampai bisa ngatain orang lain sampah?

Biasanya, gue diemin aja orang-orang yang kayak gitu, biar ntar kalo dia tau kenyataannya nggak sesuai persepsi dia, dia bakal malu sendiri. Gue ngerasa nggak perlu ngasih klarifikasi apa-apa kepada orang yang isi kepalanya limbah gitu. Mereka jadi suka ama gue juga nggak ngaruh, benci ama gue karena asumsi pribadi juga gue nggak peduli. Toh kelamaan berprasangka buruk juga dosanya bakal ditanggung sendiri. Lagian, orang-orang yang terlalu benci sama orang yang belum bener-bener dia kenal, ntar bakal malu sama diri sendiri saat asumsi dia ternyata terbukti tidak benar.

Oke.. Karena gue sering dicurhatin pembaca via email tentang judgement orang lain yang sempet bikin mereka down, hari ini gue bakal ngeshare beberapa tip menghadapi prasangka buruk orang. Here they are:

1. Dibilang Sombong
Lewat depan rumah tetangga, pake mobil baru. Terus tetangga teriak, "SOMBONG LO!" atau "PAMER LO!". Nggak usah heran. Lo nggak salah apa-apa kok. Orang mobilnya dipake sewajarnya ini. Kalo menurut tetangga lo, make mobil itu dibilang pamer, berarti dia yang bego. Ya kali orang beli mobil terus disuruh nyimpen mobilnya di ruang tamu mulu buat asbak.

Banyak orang salah kaprah mengartikan pamer, atau bahkan terlalu mudah ngatain orang pamer. Padahal, biasanya orang yang terlalu mudah ngatain pamer itu karena dia sendiri ngerasa minder. Apa yang dilihat orang-orang semacam ini cuma "hasil"nya doang, bukan "proses"nya. Jadinya, dia nggak bakal belajar apa-apa dari pencapaian lo.

Kalo dikatain sombong atau pamer sama orang, jangan langsung down. Gue kasih tau bedanya PAMER dan NGGAK PAMER ya..

GAK PAMER itu contohnya gini: "Ini mobil gue, gue dapetin berkat jualan betadine di Jalur Gaza selama 3 taun. Gue yakin lo bakal bisa beli mobil juga, kalo mau berusaha."

PAMER: "Eh.. Gue abis dibeliin mobil bokap. Lo gak dibeliin mobil bokap lo, kan? Bokap lo kan kere.. Bweeekk!!"

Jadi, selama yang lo lakuin itu bukan yang bertujuan buat menghina atau merendahkan orang, artinya elo nggak sombong. Kalo lo dikatain sombong saat lo nggak ngerendahin dia, artinya dia sudah rendah diri bahkan saat tidak direndahin. Yup. Dia yang minder, jadi lo nggak perlu ikut repot. Cuekin aja.

2. Direndahkan Karena Penampilan
Gue pernah dateng ke kios penjualan gadget gitu di sebuah mall besar. Saat itu gue dateng cuma pake celana pendek dan sendal jepit. Nah, gue nyobain beberapa gadget di sana, terus gue nanya harganya kepada yang jaga. Pertanyaan pertama, dijawab biasa aja. Pertanyaan harga gadget kedua, dijawab agak males-malesan. Pas gue ngetest laptop, terus mau nanya harganya, penjaga kios itu cuek aja pas gue panggil. Pas gue panggil agak kencang, dia noleh dan nanya, "Ya? Ada apa?" Mukanya jutek abis.

"Ini.. Laptopnya harganya berapa ya?" Tanya gue sambil nunjuk sebuah laptop terbaru keluaran Amrik itu.

Ekspresi jutek penjaga kios itu nggak berubah, masih jutek. Dia malah balik nanya, "Hmm.. Mau beli apa nanya-nanya doang?"

Oke.. Di titik itu, gue sebel banget. Gue pun jawab, "Mau beli!"

Penjaga kios itu menyilangkan tangan di depan dada. "Harganya 21 juta."

"Oke. Gue mau beli!" Jawab gue.

"Mau bayar pake apa?" Si penjaga kios songong ini nanya dengan nada yang sangat meremehkan.

"PAKE DUIT LAH!" Gue kebawa emosi.

"Maksud saya, mau dibayar cash atau kartu kredit?"

Gue lumayan malu karena kebawa emosi. "Err.. Pake debit card."

Mendengar jawaban gue, penjaga kios itu kembali memberi tatapan remeh, "Debit card? Bukannya batas transaksi debit cuma 10 juta ya?"

Gue keluarin dompet, nyabut kartu debit gue, terus gue tunjukin ke dia. "Debit card gue platinum." Di sini, dia gue skak mat. Ekspresi dia berubah, seketika dia mendadak jadi ramah.

Oke, maksud gue dari cerita di atas adalah, saat kita diremehkan orang karena penampilan, biarin aja. Diemin aja, nanti pas ada timing yang pas, kita "banting" persepsi dia dengan bukti yang nyata kalo penilaian dia salah. Memang perlu kesabaran sih, tapi membalas prasangka buruk orang dengan bukti nyata itu lebih nikmat daripada cuma ngelawan dengan kata-kata. Kebayang nggak malunya kalo kelak kita kesusahan dan terpaksa minta tolong orang yang pernah kita remehkan? Hihihi!

3. Dimusuhin Karena Omongan Orang
Pernah nggak lo dibenci temen mantan lo karena mantan lo cerita semua tentang kejelekan lo yang (mungkin) belum tentu benar? Apa lo harus down karena hal itu? Enggak.

Orang yang benci orang lain dengan berdasarkan omongan orang lain doang itu analoginya kayak orang yang pengin tau rasanya kue donat, tapi dia nggak nyoba kue donatnya itu sendiri. Melainkan dia merasakan kue donat yang udah dikunyah sama orang lain. So, biarin aja orang yang benci elo karena omongan orang itu. Yang jelas, elo tau, kalo kualitas mental dia itu emang cuma segitu. Percaya sama omongan orang, tapi nggak mau mencari sendiri fakta yang ada. Orang kayak gini, nggak perlu diseriusin. 

Oke.. Inti dari semua yang gue tulis di atas itu adalah, berprasangka baik akan membuat kita nyaman dengan siapa aja. Sebaliknya, prasangka buruk akan membuat hidup kita penuh dengan ketakutan maupun kebencian. Dan buat teman-teman yang sering kena prasangka buruk, pesan gue: "Nggak perlu dengerin omongan jelek orang yang nggak pernah ngasih nasi." Biarin aja mereka berprasangka sesuka mereka, toh waktu yang bakal membuktikan prasangka itu benar atau tidak.

So, this is the end of the post. Kalo kalian mau berbagi pengalaman soal diprasangkain buruk sama orang, silakan share cara kalian menghadapinya di comment box ya!

Thanks for reading! :D

Rabu, 21 Mei 2014

Alasan Untuk Betah Main Gadget Pas Nganggur

Gue adalah tipikal orang yang agak susah lepas dari hape, kalo lagi sendirian. Gue suka megang hape ke manapun gue pergi. Makan sambil megang hape, tiduran sambil megang hape, bahkan lagi cebok pun gue sambil megang hape. Jangan heran, gue bisa cebok pake kaki. Iya, tetep pake kaki kiri biar keliatan sopan. Nah, kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa gue bisa betah megangin hape?

Jawaban paling jujur adalah, �Gue terpaksa selalu menggenggam hape, karena gue nggak ada tangan pacar untuk digenggam�. *Terdiam* *Duduk* *Makan tanah*

Banyak yang gue lakuin di hape sehingga gue bisa betah seharian megangin hape kalo lagi kesepian. Dan gue yakin, sebagian besar dari kalian juga melakukan hal yang sama. So, mari kita bahas satu per satu:

1. Chatting
Hari gini kayaknya emang udah umum kalo banyak orang yang memilih buat ngobrol via chat daripada langsung ngomong secara lisan. Bahkan kalo udah ketagihan, ampe pas ketemuan di dunia nyata, ngobrol dan bercandanya juga tetep via chat. Aneh.. Kenapa bisa begitu? Berikut beberapa kelebihannya:

- Kalimatnya bisa ditata dahulu sebelum dikirim. Jadinya kemungkinan keceplosan atau salah ngomong, kecil.
- Bisa make emoticon lucu. Biasanya orang yang lagi PDKT suka brutal make emoticon yang genit-genit, misal nyium-nyium atau peluk-peluk. Padahal kalo ketemu di dunia nyata, mukanya datar banget, kayak aspal jalan tol.
- Bisa dibaca ulang. Karena wujudnya tulisan, chat history bisa disimpan dan dibaca ulang kelak misal kangen sama si temen chatting. Atau, bisa juga buat ngelabrak pacar misal si pacar ngelanggar janji yang pernah ditulis via chatting. Tinggal tunjukin chat history atau screenshoot chatnya aja. *ENG-ING-ENG!* 

 2. Main Socmed 
Ada orang yang sangat kecanduan sama Social Media. Biasanya, orang yang kecanduan social media bakal punya motto hidup, �Semua masalah gue, dunia harus tau.� Dengan pedoman semacam itu, si pecandu socmed ini bakal sering banget curhat di akunnya. Mulai dari hal yang penting, sampai hal yang akan membuat orang yang membaca status updatenya merasa baru saja membuang waktu berharga mereka. Misal: 

�Aku sebel. Tugas kuliah 5 biji, kudu kelar malem ini.�
�Aku kangen pacar�� Orang.�
�Hari ini baru bisa kentut 2 kali.�

Selain update status, biasanya para pecandul social media juga bakal doyan nge-upload foto-foto yang mereka jepret setiap hari. Mulai dari foto selfie wajah mereka sendiri saat bangun tidur, sampai foto selfie ekspresi mereka sendiri saat mau ditabrak sama tukang ojek pas lagi nyeberang jalan. Pecandu social media yang paling sakit, menurut gue adalah pengguna Path yang kerjaannya tiap hari ngitungin jumlah teman. Jadi kalo berkurang satu orang aja, dia bakal heboh seakan-akan ditinggalin temannya meninggal dunia. Agak aneh memang, teman di dunia maya aja diitungin mulu. Giliran teman di dunia nyata malah nggak pernah diajak ketemu. Padahal, kalo misal orangnya sakit, dia nggak bakal berkurang penderitaannya dengan cara dikasih tombol �frown� doang.

3. Baca
Ini adalah salah satu kegiatan favorit gue pas megang hape. Dengan canggihnya gadget zaman sekarang, kita jadi bisa baca berita maupun buku dengan jumlah luar biasa banyaknya.

Gue suka baca kanal-kanal berita yang topiknya bisa gue pilih sendiri. Misal gadget, tekno, atau berita soal mantan. Selain berita, gue juga suka baca buku atau komik yang sebagian bisa gue donlot gratis di hape maupun di tablet. Ya, nggak ada lagi mati gaya kalo misal sedang dalam keadaan terpaksa sendirian dan mengantre cukup lama. Tapi bacaan yang paling bikin gue betah pas dibaca di hape adalah, bacain Timeline mantan. 

 4. Nonton Video
Dulu, untuk nonton video, orang kudu nyiapin TV dan video playernya. Tentunya kegiatan semacam ini cuma bisa dilakukan saat lagi di rumah. Tapi di zaman adanya smartphones gini, semua orang bisa nonton video di mana aja. Yang ditonton pun bisa beragam. Bisa film-film favorit yang udah didownload, atau mau streaming jutaan video menarik dari youtube. Gue? Minimal sehari nonton satu film di hape. :p

5. Ngegame
Mungkin sebagian besar anak muda yang punya gadget, bakal paling tertarik dengan fitur yang ini. Ya, main game adalah pembunuh waktu paling mengasyikan di antara point-point di atas. Soalnya kita bakal tenggelam dalam serunya permainan di gadget kita, sehingga kita nggak peduli dengan apa yang terjadi di luar sana. Kita bakal cuek aja kalo misal ada T-rex nyasar ke halaman tetangga. 

Nah, kebetulan lagi ngomongin game nih. Hari ini gue mau bagi-bagi info seru kepada kalian. Jadi, gue abis nemu game seru buat smartphones. Namanya Paper Master. Kenapa seru? Selain gamenya simpel tapi ngegemesin, nih game juga addicting banget! Kalo penasaran, gue bakal ngasih review user experience gue selama main game ini. Sumpah, ini game nggak rumit sama sekali. Eyang gue cuma perlu gue ajarin sekali, beliau langsung nggak pernah mau balikin hape gue lagi.

WARNING: This game is amazingly addicting! 

Pertama, lo cuma perlu login pake Facebook di aplikasi ini, buat verifikasi identitas dan nyimpen skor lo, siapa tau kan elo yang menang. Kalo udah, pilih karakter yang mewakili penampilan lo banget. Ada beberapa pilihan karakter yang tersedia di sana. 

 
Terus, langsung aja pencet Next. 

Ntar lo bakal ketemu sama APRIL dan program-programnya yang sangat mendukung penghijauan. Lo bisa dapet banyak pengetahuan tentang penggunaan kayu sebagai bahan kertas. Kalo sesi ini udah lewat, lo bakal masuk ke babak yang sebenarnya!

Tree Resource Game
Di babak ini, tugas lo cuma memusnahkan semua binatang yang bisa menjadi hama dan membahayakan pohon yang lo tanem. Cara musnahinnya cukup mudah, cuma tinggal dipencetin aja tuh hama-hama yang mendekati pohon lo.

Nah, di saat lo ngusir hama itu, ntar lo bakal dapet stok pupuk dan nutrisi buat pohon lo, ambil semua pupuk dan nutrisi itu dengan cara dipencet. Usahain secepat mungkin lo mencet pupuk dan nutrisi yang disediakan. Soalnya barang-barang itu bakal menghilang dengan cepat juga kalo nggak segera diambil. Menurut lo mudah? Coba aja dulu~ Hehehe.

The Office Challenge
Kalo lo sukses ngelewatin babak Tree Resource Game, lo bakal menjumpai babak The Office Challenge. Ceritanya, di babak ini lo jadi OB, tugas lo adalah ngasih kertas sesuai permintaan para karyawan lain di kantor, terus ngeprint, ngefotocopy dan kemudian memberikan hasilnya kepada para karyawan. Setiap karyawan mempunyai request jenis kertas yang berbeda-beda. Cara mengenali permintaan mereka adalah samain aja warna bubble yang keluar dari mulut mereka dengan warna box tempat stock kertas dan warna bendera di dekat mesin printernya.

Misal nih yah, karyawan A minta �Joke of the month� dan bublenya berwarna Biru muda. Lo kudu ngeklik dulu bubble yang keluar dari mulut si A, terus lo klik kotak tempat stock kertas yang berwarna biru muda juga, dan secepatnya klik bendera yang berwarna biru muda. Abis itu, karakter lo bakal otomatis nganterin kertas yang direquest kepada si A. Untuk setiap misi yang sukses, lo bakal dapet point.

Tapi jangan dianggep mudah yah. Itu tadi kan contohnya cuma si A doang. Pada prakteknya, ntar seluruh karyawan bakal punya request yang beda-beda, terus batas waktu per request yang harus dipenuhi cuma 10 detik. So, kalo lo nggak bisa memenuhi permintaan mereka sebelum 10 detik habis, lo nggak bakal dapet point apa-apa.


Intinya gameplaynya bakal gitu terus. Cuma, yang ngebedain adalah ntar bakal ada levelnya. Di level awal, point yang kudu lo kumpulin cuma 500, terus level berikutnya jadi 750, terus nambah lagi jadi 1000, dan seterusnya. Kecepatan requestnya juga bakal makin menggila. Pokoknya, kalo lo nggak konsen mainnya, dijamin lo bakal gugur di level tiga.

Coba, kalahin skor gue ini deh:

Ha-ha-ha-ha. Anak TK juga bisa nyaingin skor gue. *nangis*

Downloadnya di mana, Al? 

Untuk yang pake iPhone atau iPad, bisa download di AppStore (Free), untuk yang pake Android bisa download di PlayStore (Free). Search aja pake keyword �The PaperMaster�, terus install deh. Untuk info lebih lanjut mengenai game ini, silakan cek: www.thepapermaster.asia

Yap.. This is the end of the post. Kalo kalian ada pertanyaan mengenai game ini, atau ada tambahan alesan kenapa lo bisa betah main hape, silakan share di kotak komentar di bawah ini, dan nanti kita diskusikan secara lebih lanjut. Oiyah, alasan kalian betah main gadget apa?

Selasa, 20 Mei 2014

Bersosialisasi itu Apa?

Ceritanya kurang lebih sebulan yang lalu gue di-tag dalam sebuah foto yang berisi undangan untuk datang ke acara launching novel baru dari salah satu sahabat gue yang cukup produktif di bidang menulis novel. Sebut saja namanya Supri. Di foto undangan itu ada hampir ratusan icon "Love", "Smile", "Laugh", dan ada juga puluhan komentar penuh antusiasme mereka (yang sebagian besar adalah teman-teman gue juga). Ada juga yang bilang "Aku pasti datang!", "Sampe ketemu di sana ya!", "Good luck bro! See you there!", dan gue nggak komen apa-apa karena gue belum bisa memastikan bisa hadir atau enggak.

Hari H pun datang. Gue datang ke acara launching novel tersebut. Ternyata gue bisa hadir, karena hari itu gue lagi males jalan ama pacar-pacar gue. Sesampainya di venue, Supri sudah beraksi di atas panggung. Ada ratusan pembaca antusiasnya yang duduk di kursi-kursi yang tersedia di depan panggung. Terus gue nengok kanan-kiri, gue nggak nemu satupun orang yang komen penuh antusiasme di Path itu. Beberapa menit kemudian, baru deh dateng satu orang yang gue kenal. Hingga akhir acara, dari semua orang yang komen di Path, yang akhirnya hadir di acara itu memang cuma gue dan dia. Yang lainnya? Mungkin masih sibuk nge-love-in poto-poto di Path.

Gue, sebagai orang yang hidup dan bergaul dari zaman belum ada internet, belum ada wifi, dan masih banyak T-rex yang memangsa manusia, hingga zaman yang didominasi oleh internet, merasakan perbedaan kualitas pertemanan. Sadar atau tidak, teknologi sudah membuat kita semakin merasa kesepian. Bisa kita compare zaman teknologi masih seadanya dan zaman sekarang deh. Dulu, ada sebuah ruangan di dalam rumah yang sebutannya ruang keluarga. Kenapa? Karena di ruangan itu biasanya sekeluarga ngumpul bersama, nonton satu TV, dan kadang anak-anaknya saling bacok-bacokan buat rebutan remote TV. Tapi dengan kemajuan teknologi seperti sekarang, ruang keluarga jarang terisi. Ortu nonton TV di kamar, anak-anak main gadget di kamar masing-masing. Ruang keluarga? Dipake pembantu nonton acara goyang-goyang ayan.

Di zaman serba internet ini, ada sebuah aplikasi yang mempermudah manusia untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Ada aplikasi untuk berkirim pesan (messenger), ada juga aplikasi untuk bersosialisasi dan berbagi banyak hal (Social Media). Aplikasi-aplikasi ini tentunya sangat mempermudah kita untuk berkomunikasi dengan sesama. Zaman gue kecil dulu, mau ngobrol temen, gue kudu dateng ke rumahnya. Itu pun belum tentu orangnya ada di rumah. Zaman sekarang, gue tinggal ngechat aja pake aplikasi messenger gue. Atau gue bisa nyusul di mana teman gue lagi nongkrong dengan petunjuk dari di mana dia check in lokasi social medianya. Bahkan, di zaman dulu gue bisa hafal, jam sekian, temen-temen gue pada nongkrong di mana. Mungkin itu insting bawaan ikatan hati kali ye. :D

Sayangnya, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini malah menciptakan efek candu kepada penggunanya. Karena untuk ngobrol sudah nggak perlu ketemu lagi, akhirnya para pengguna aplikasi yang udah kecanduan malah cenderung males ketemu. Gara-gara kebiasaan semacam ini, sebagian orang malah lebih sering menunjukkan simpati dibandingkan empati. Padahal, buat gue, empati itu lebih penting daripada simpati, karena empati itu efeknya lebih terasa.


Eh.. Empati dan Simpati itu bedanya apa sih, Al?

Simpati: Hape lo rusak? Sabar ya.
Empati: Hape lo rusak? Tenang, lo boleh make punya gue kalo lagi butuh.

Atau,

Simpati: Lo lagi patah hati? Yang kuat ya.
Empati: Lo lagi patah hati? Tenang, lo boleh make pacar gue kalo lagi butuh.

Udah paham?

Jadi, zaman gue sekolah dulu, kalo ada teman sekelas yang sakit, gue dan teman-teman pada patungan buat beli buah, terus jengukin anaknya rame-rame. Tapi di zaman serba internet ini, sebagian orang lebih milih buat ngetik "GWS ya!" dibandingin ngejenguk di rumahnya. Zaman belum ada internet, ada teman ulang tahun kita bisa inget dan bawain kue ke rumahnya. Tapi di zaman sekarang, sebagian orang baru inget ultah teman karena diingetin facebook dan ngucapinnya cuma via social media dengan ucapan "HBD WYATB!".

Secara tidak langsung, semua perbuatan simpati tanpa empati itu membuat ikatan sosial antara manusia semakin melemah. Tidak ada ikatan hati yang benar-benar kuat karena tidak banyak lagi perbuatan yang bisa dikenang. Secara, semuanya sudah terwakili oleh teks dan gambar doang. Apalagi untuk orang-orang yang benar-benar sudah kecanduan sama internet, mereka bakal berlomba-lomba untuk jadi eksis. Eksis dalam arti punya banyak orang yang dikenal, bukan punya banyak teman yang benar-benar teman. Mereka menargetkan pertemanan mereka bukan dari kualitas pertemanan, tapi kuantitas/jumlah teman. Kalo udah gitu, endingnya dia bakal punyak banyak teman, tapi sedikit yang benar-benar bisa memberi kepedulian yang nyata. Kalo udah gini, bukannya dia tetap kesepian?

Gue, sebagai orang yang masih mencoba untuk mengimbangkan antara kehidupan sosial di dunia nyata dan di internet, kadang merasa kesal dengan ulah teman-teman yang terlalu kecanduan dengan sosial media. Paling sebal di saat kita janjian untuk ketemuan dengan harapan di sana gue bisa dengerin ketawa yang ada suaranya, bukan cuma emoticon semata. Tapi pada prakteknya, teman-teman gue malah pada nunduk, megangin gadget, senyum-senyum, dan meja kami hening. Misalpun gue nanyain tentang sesuatu buat buka topik obrolan, pertanyaan gue bakal dijawab satu menit atau dua menit kemudian setelah mereka kelar menjawab chat atau komen orang di social medianya. Don't you know it sucks when you realize no one cares when you're really there, and they get busy with someones who are not there?

Gue khawatir, kalo sampai kehidupan sosial bergeser ke arah digital semua, kelak misal kita nikahin anak-anak kita, nggak ada tamu yang dateng, tapi cuma ucapan "Semoga langgeng ya!" di social media, dan sumbangan kondangannya ditransfer semua. Atau, kalo kelak kita meninggal, nggak ada yang ngelayat, tapi cuma ada ucapan "Turut berduka cita" di social media. ORANG YANG UDAH MENINGGAL NGGAK BISA MAIN SOCIAL MEDIA, KALI!!

So, dengan menulis postingan ini gue berharap, bukan memaksa, teman-teman mau menyeimbangkan kehidupan sosial di internet dan di kehidupan sosial di dunia nyata. Agar tercipta ikatan emosional yang nyata juga di sana. Kita imbangkan kembali fungsi pertemanan kita sebagai media untuk berbagi kebahagiaan dan kesedihan secara nyata. Saat teman sedih, jangan cuma dikasih emoticon peluk aja, tapi datengin, peluk dan usap matanya. Gue yakin, cara itu lebih efektif untuk mengurangi kesedihannya.

Di zaman serba internet ini, semua orang bisa bilang peduli, sayang, cinta, tapi cuma sedikit orang yang bisa nunjukin itu semua dengan perbuatan nyata.

Yap.. This is the end of the post. Sekali lagi, gue cuma sharing. Boleh diikutin atau enggak. Yang jelas, gue yakin apa yang gue sampein ini nggak mengada-ada. Kalo kalian mau berbagi tentang pengalaman kalian mengenai masalah kehidupan sosial di zaman sekarang, silakan share di comment box ya! :D

CIAO!